kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Banyak Diborong, Emas Jadi Aset Cadangan Kedua Terbesar di Dunia Saat Ini


Sabtu, 14 Juni 2025 / 07:00 WIB
Banyak Diborong, Emas Jadi Aset Cadangan Kedua Terbesar di Dunia Saat Ini
ILUSTRASI. Batangan emas ditampilkan di Korea Gold Exchange di Seoul, Korea Selatan, 6 Agustus 2020. Emas kini menempati posisi sebagai aset cadangan terbesar kedua di dunia setelah dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

China menjadi pembeli utama emas dalam tren ini, disusul oleh India dan Turki. Namun, sejumlah analis menilai tren pembelian oleh bank sentral mulai melambat.

Menurut Hamad Hussain, ekonom di Capital Economics, bank sentral diperkirakan masih akan membeli emas, namun dengan kecepatan yang lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Ia menyebut bahwa emas tetap menarik sebagai lindung nilai terhadap risiko fiskal, inflasi, dan geopolitik global, terutama di tengah melemahnya persepsi terhadap dolar AS sebagai aset aman.

Baca Juga: Ketegangan Iran–Israel Meledak, Investor Panik Borong Emas! Harga Menuju Rekor Baru?

Data dari World Gold Council menunjukkan bahwa pembelian emas oleh bank sentral turun 33% secara kuartalan pada tiga bulan pertama 2025. Di sisi lain, China juga mencatatkan penurunan pembelian emas secara signifikan.

Janet Mui, Kepala Analis Pasar di RBC Brewin Dolphin, memperkirakan momentum pembelian emas akan melemah dalam jangka pendek akibat harga yang sudah tinggi. Namun, dalam jangka panjang, ketidakpastian geopolitik dan keinginan untuk mendiversifikasi cadangan akan tetap mendukung akumulasi emas.

Menurutnya, kebijakan perdagangan AS yang semakin proteksionis mendorong negara mitra dagang untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan memperbesar kepemilikan cadangan non-dolar, termasuk emas.

Meski permintaan dari bank sentral meningkat, mayoritas permintaan emas dunia, sekitar 70%, masih berasal dari sektor perhiasan dan investasi.

Baca Juga: Ini Penyebab Emas Jadi Logam yang Sangat Berharga

ECB mencatat bahwa dampak geopolitik terhadap harga emas ke depan akan sangat bergantung pada kapasitas pasokan global. 

Pasokan emas, termasuk dari stok di atas tanah, selama beberapa dekade terakhir cukup responsif terhadap lonjakan permintaan. Karena itu, ECB memperkirakan peningkatan permintaan resmi terhadap emas masih dapat diimbangi dengan pertumbuhan pasokan global.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×