Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Seiring pemerintah telah menyetujui pemberian Penambahan Modal Negara (PNM) Rp 2,48 triliun, perseroan menargetkan meraup dana segara Rp 4,13 triliun dari aksi korporasi tersebut.
Dengan adanya tambahan modal tersebut, ekspansi kredit BTN diproyeksikan akan lebih besar dalam beberapa tahun mendatang. Hingga September 2022, perseroan mencatatkan kredit Rp 289,6 triliun atau tumbuh 7,18% secara tahunan atau year on year (YoY).
Dalam rights issue itu, bank spesialis kredit di sektor properti ini akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4,6 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
Baca Juga: Punya Potensi Besar, BTN Perkuat Penyaluran Kredit ke Pekerja Sektor Informal
Analis RHB Sekuritas Indonesia Ryan Santoso dan Andrey Wijaya dalam risetnya dikutip Kamis (10/11) mengatakan, masuknya dana segar baru dari pelaksanaan rights issue bakal mengerek capital adequacy ratio (CAR) BTN menjadi sekitar 19%-20%, dari 17,3% pada September 2022.
Ia perkirakan peningkatan CAR tersebut akan memperkuat kemampuan perseroan untuk mendongkrak pertumbuhan kredit ke depan.
"Apalagi pemerintah merencanakan peningkatan pemberian subsidi pembelian rumah bagi 200.000 unit tahun 2023, dibandingkan target tahun 2022 sekitar 168.000." tulis riset tersebut.
Untuk tahun ini, RHB Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan kredit mencapai angka 9%-10%. Target tersebut didasarkan capaian kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi yang tumbuh 8,5% dan KPR non subsidi melonjak 20,4%.
RHB Sekuritas juga menilai positif rencana penjualan aset-aset yang tidak produktif atau NPL secara bulk sales lewat skema aset swap atau tukar guling aset dengan surat berharga sebesar Rp 1,1 triliun.
Baca Juga: Bank Perluas Pasar Diaspora Lewat Digital
Jika itu terealisasi maka akan menurunkan biaya provisi sebesar Rp 700 miliar, menurunkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) berkisar 0,06%, dan loan at Risk (LAR) sebesar 0,18%.
Managemen BTN dalam paparan kinerja kuartal III-2022 menjabarkan sejumlah strategi perseroan untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis.
Diantaranya fokus pada pertumbuhan kredit yang berkualitas, menciptakan produk baru yang inovatif, mendiversifikasi target pasar ke segmen yang menjanjikan margin tinggi (high yield) serta memperbaiki struktur biaya dana dengan memperbanyak porsi dana murah (CASA).