kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank sentral dunia ramai-ramai pangkas suku bunga, yen lebih perkasa


Minggu, 22 September 2019 / 10:45 WIB
Bank sentral dunia ramai-ramai pangkas suku bunga, yen lebih perkasa
ILUSTRASI. Yen diuntungkan dengan pemangkasan suku bunga sejumlah bank sentral dunia.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, beberapa bank sentral dunia melakukan pemangkasan suku bunga. Termasuk bank sentral AS yang menggunting suku bunganya 25 bps.

Sementara bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) lebih memilih mempertahankan suku bunganya sebesar minus 0,1%. Hal ini memberi dampak positif bagi pergerakan yen Jepang yang lebih perkasa dibandingkan mata uang lainnya.

Berdasarkan data Bloomberg pada akhir penutupan perdagangan di pekan lalu, yen menguat pada beberapa pasang mata uangnya, seperti USD/JPY, AUD/JPY, dan GBP/JPY. Jumat (20/9), pasangan USD/JPY berada di level 107.56 atau melemah 0,43%, AUD/JPY berada di 72.776 atau tuun 0,83%, sedangkan GBP/JPY berada di 134.247 atau terkoreksi 0,77%.

Baca Juga: Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS besok

Analis Asia Trade Futures Deddy Yusuf mengatakan, sebenarnya tidak ada sentimen yang berdampak besar bagi pasangan USD/JPY. Ia menilai yen lebih diuntungkan dari keputusan kebijakan moneter bank sentral kedua negara tersebut. "Rasanya tidak ada sentimen yang luar biasa ya saat ini, kebijakan moneter dari kedua ini juga ternyata menguntungkan yen," ujar Deddy

Deddy bilang, saat ini pasar dibingungkan dengan pernyataan gubernur bank sentral AS Jerome Powell yang yakin bahwa pertumbuhan perekonomian AS masih solid di tengah pemangkasan suku bunga. Sisi lain, ada kemungkinan The Fed tidak akan memangkas suku bunganya lagi beberapa bulan ke depan. "Ini menyebabkan pelaku pasar menilai sikap The Fed abu-abu dan membingungkan pasar," ujar Deddy.

Baca Juga: Dorong pertumbuhan ekonomi, China pangkas suku bunga pinjaman satu tahun jadi 4,20%

Ia memperkirakan yen masih akan lebih mendominasi dibandingkan dollar AS pada pekan depan. Selain melihat sentimen dari kondisi timur tengah, Deddy bilang perlu menunggu hasil pertemuan  pejabat setingkat menteri antara AS dan China yang membahas negosiasi dagang.

Menurut Deddy, situasi Timur Tengah saat ini memberi katalis positif bagi yen. Ada kemungkinan perang terbuka antara Iran dengan Arab Saudi bersama sekutunya. Hal ini menjadi alasan investor untuk menjauhi dolar AS. "Sepertinya sampai saat ini investor lebih nyaman mengoleksi yen sebagai instrumen safe haven selain dollar AS," jelas Deddy.

Secara teknikal sendiri, pasangan mata uang USD/JPY dinilai masih bisa menguat terbatas. Indikator menunjukkan USD/JPY masih diatas MA50 namun masih di bawah MA200. Selain itu, RSI berada di area 56 dan stochastic berada di area 62 dengan masih ada potensi menguat. Sedangkan MACD berada di area positif.

Sementara analis Monex Investindo Ahmad Yudiawan pasangan mata uang yen lainnya yaitu AUD/JPY dan GBP/JPY masih akan menurun.

Untuk AUD/JPY, Yudi menilai masih akan kembali terus menurun setelah beberapa pekan belakangan dolar Ausralia menguat. Hal ini dikarenakan sikap bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) yang cenderung dovish.

Baca Juga: The Fed pangkas suku bunga lagi, ini respons Menkeu Sri Mulyani

Selain itu, Yudi menilai, yen diuntungkan dengan dolar AS yang masih terus menurun setelah pemangkasan suku bunga The Fed. Menurutnya, hal ini bisa membuat grafik AUD/JPY masih akan menurun di pekan depan.

Indikator menunjukkan MA50 di atas pergerakan dan MA100 serta MA200 ada di running price. Selain itu, MACD berada di posisi minus, RSI di area 36.20 dan stochastic berada di area  40.78 dan 35.07.

Berbeda dengan pasangan mata uang lainya, Yudi menilai, pergerakan GBP/JPY masih tarik ulur dengan lebih didominasi oleh poundsterling. Hal ini dikarenakan Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker yang memberikan sentimen positif terhadap Brexit sehingga membuat potensi penguatan pada poundsterling.

Hanya saja, Yudi juga memperhatikan mata uang yen yang masih bergerak menguat. "GBP/JPY ini masih berada di level yang tetap naik didukung dengan data fundamental yang mix serta indikator teknikal yang menunjukkan penguatan," ujar Yudi.

Secara teknikal, pergerakan GBP/JPY dari indikator MA100, MA200, MA50 masih berada di bawah running price. Selain itu,  MACD dalam kondisi positif. Serta, RSI berada di area 62.71 dan stochastic berasa di area 68.82 dan 76.23. "Ada potensi kenaikan untuk GBP/JPY," ujar Yudi.

Deddy merekomendasikan sell terhadap USD/JPY. Alasannya terkait sentimen-sentimen fundamental yang ada saat ini. Menurutnya, USD/JPY akan berada di support 107.680 dan 107.390. Sedangkan resistance akan di 108.370 dan 108.760.

Baca Juga: BOJ keeps policy steady, signals chance of easing in October

Terhadap AUD/JPY, Yudi merekomendasikan sell on correction. Jika ada potensi kenaikan dari situasi saat ini yang terus menurun, maka ia berpendapat ada peluang untuk ambil posisi jual terhadap pasangan mata uang ini. Menurutnya, posisi support AUD/JPY akan berada di area  73.00 - 72.80 dan resistance 73.50 - 73.75

Selani itu, Yudi merekomendasikan buy on bid terhadap GBP/JPY. Ia menilai pasangan mata uang ini aka berada di support 134.30 - 133.30 dan resistance 135.80 - 137.00.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×