Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, beberapa bank sentral dunia melakukan pemangkasan suku bunga. Termasuk bank sentral AS yang menggunting suku bunganya 25 bps.
Sementara bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) lebih memilih mempertahankan suku bunganya sebesar minus 0,1%. Hal ini memberi dampak positif bagi pergerakan yen Jepang yang lebih perkasa dibandingkan mata uang lainnya.
Berdasarkan data Bloomberg pada akhir penutupan perdagangan di pekan lalu, yen menguat pada beberapa pasang mata uangnya, seperti USD/JPY, AUD/JPY, dan GBP/JPY. Jumat (20/9), pasangan USD/JPY berada di level 107.56 atau melemah 0,43%, AUD/JPY berada di 72.776 atau tuun 0,83%, sedangkan GBP/JPY berada di 134.247 atau terkoreksi 0,77%.
Baca Juga: Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS besok
Analis Asia Trade Futures Deddy Yusuf mengatakan, sebenarnya tidak ada sentimen yang berdampak besar bagi pasangan USD/JPY. Ia menilai yen lebih diuntungkan dari keputusan kebijakan moneter bank sentral kedua negara tersebut. "Rasanya tidak ada sentimen yang luar biasa ya saat ini, kebijakan moneter dari kedua ini juga ternyata menguntungkan yen," ujar Deddy
Deddy bilang, saat ini pasar dibingungkan dengan pernyataan gubernur bank sentral AS Jerome Powell yang yakin bahwa pertumbuhan perekonomian AS masih solid di tengah pemangkasan suku bunga. Sisi lain, ada kemungkinan The Fed tidak akan memangkas suku bunganya lagi beberapa bulan ke depan. "Ini menyebabkan pelaku pasar menilai sikap The Fed abu-abu dan membingungkan pasar," ujar Deddy.
Baca Juga: Dorong pertumbuhan ekonomi, China pangkas suku bunga pinjaman satu tahun jadi 4,20%
Ia memperkirakan yen masih akan lebih mendominasi dibandingkan dollar AS pada pekan depan. Selain melihat sentimen dari kondisi timur tengah, Deddy bilang perlu menunggu hasil pertemuanĀ pejabat setingkat menteri antara AS dan China yang membahas negosiasi dagang.
Menurut Deddy, situasi Timur Tengah saat ini memberi katalis positif bagi yen. Ada kemungkinan perang terbuka antara Iran dengan Arab Saudi bersama sekutunya. Hal ini menjadi alasan investor untuk menjauhi dolar AS. "Sepertinya sampai saat ini investor lebih nyaman mengoleksi yen sebagai instrumen safe haven selain dollar AS," jelas Deddy.
Secara teknikal sendiri, pasangan mata uang USD/JPY dinilai masih bisa menguat terbatas. Indikator menunjukkan USD/JPY masih diatas MA50 namun masih di bawah MA200. Selain itu, RSI berada di area 56 dan stochastic berada di area 62 dengan masih ada potensi menguat. Sedangkan MACD berada di area positif.