Sumber: Finbold News | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Bank of America memprediksi harga emas akan melonjak hingga menyentuh rekor US$ 4.000, didorong oleh kekhawatiran terhadap stabilitas fiskal Amerika Serikat (AS), volatilitas suku bunga, dan pelemahan dolar AS.
Dalam catatan tertanggal 13 Juni, bank tersebut menyatakan bahwa kekhawatiran pasar terkait defisit fiskal tidak akan mereda dalam waktu dekat, terlepas dari hasil negosiasi di Senat mengenai RUU pajak kontroversial yang diajukan Presiden Donald Trump.
Bank of America juga menyoroti bahwa meningkatnya volatilitas suku bunga serta pelemahan dolar menjadi faktor pendukung tambahan bagi harga emas.
Potensi intervensi dari Departemen Keuangan AS atau Federal Reserve untuk menstabilkan pasar dapat semakin memperkuat posisi logam mulia ini.
Baca Juga: Harga Emas Diprediksi Bullish di 2025, Bisa Tembus US$3.000 per Ons Troi
"Volatilitas suku bunga dan melemahnya dolar AS seharusnya membuat emas tetap didukung, terutama jika Departemen Keuangan AS atau Federal Reserve akhirnya harus turun tangan untuk menstabilkan pasar," tulis Bank of America.
Berdasarkan kondisi tersebut, mereka memperkirakan harga emas akan mencapai US$4.000 dalam waktu 12 bulan—proyeksi yang lebih agresif dibandingkan sebagian besar prediksi Wall Street lainnya.
Optimisme Wall Street terhadap Emas
Pandangan optimis terhadap emas juga dibagikan oleh lembaga keuangan besar lainnya. Goldman Sachs, misalnya, tetap pada proyeksinya bahwa harga emas akan mencapai US$ 3.700 pada akhir 2025, dan menyentuh US$ 4.000 pada pertengahan 2026.
Proyeksi ini sebagian didorong oleh pembelian emas yang kuat oleh bank sentral secara global.
Sentimen positif ini muncul setelah harga emas hampir menyentuh US$ 3.500, didorong oleh perannya sebagai aset safe haven di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya setelah aksi saling serang antara Israel dan Iran.
Baca Juga: Kenaikan Harga Emas Bisa Berlanjut? Begini Kata Para Analis
Selain itu, emas juga mendapat perhatian setelah data inflasi AS memperkuat ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Pada bulan Mei, Indeks Harga Produsen (PPI) naik 2,6% secara tahunan, sedikit di atas kenaikan 2,5% pada April.
Sementara itu, PPI inti turun menjadi 3% dari 3,1%, memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai di tengah perlambatan inflasi.
Pada penutupan sesi terakhir, harga emas tercatat di level US$ 3.432 per troy ounce, naik 1,3% dalam sehari. Sepanjang tahun ini, harga emas telah menguat lebih dari 30%.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Hari Ini Banten: Tangsel, Serang, Cilegon, Lebak serta Wilayah Lain
Menarik Dibaca: Cara Login BPJS Ketenagakerjaan Terbaru 2025 Lewat Aplikasi, Coba Solusi Ini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News