Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Trio emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menuai hasil kinerja memuaskan di semester I-2013. Laba bersih ketiga BUMN itu rata-rata tumbuh di atas 50%.
ADHI muncul dengan kinerja paling kinclong. Laba bersih ADHI semester I-2013 tercatat sebesar Rp 68,58 miliar, melesat 133,66% year on year (yoy). Hasil ini ditopang pertumbuhan pendapatan ADHI yang naik 87,52% menjadi Rp 1,77 triliun.
Tak mau kalah, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membukukan kenaikan laba bersih hingga 52,23% di semester I-2013 menjadi Rp 56,4 miliar. Sedangkan, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) meraih laba bersih paling tinggi yakni sebesar Rp 280 miliar alias naik 55,67% dari Rp 180 miliar di semester pertama 2012.
Analis Mandiri Sekuritas, Handoko Wijoyo menilai, kinerja ADHI pada semester I-2013 cukup baik. Namun, Handoko memperhatikan, perolehan kontrak baru ADHI di tahun ini justru lebih lambat dibandingkan tahun lalu.
Menurut catatan Handoko, per Juni 2012 ADHI sudah membukukan kontrak baru sebanyak 47% dari total perolehan kontrak baru sepanjang 2012. Namun, sepanjang enam bulan pertama 2013, ADHI baru membukukan kontrak baru sebanyak 31% dari target hingga akhir tahun 2013 yang senilai Rp 14,4 triliun.
Dari sektornya, Handoko menilai, kinerja WIKA terbilang paling baik. Hingga Juni 2013, perolehan kontrak baru WIKA sudah mencapai Rp 9,5 triliun. Nilai kontrak itu setara 46% dari target kontrak baru hingga akhir tahun ini yang senilai Rp 20,8 triliun. Handoko memperkirakan, WIKA tidak akan kesulitan mencapai target kontrak baru yang dipatok tersebut.
Analis Trimegah Securities, Maria Renata menilai, kinerja emiten konstruksi terbilang positif di paruh pertama 2013. Beberapa emiten berhasil mengerek margin dibandingkan tahun lalu. Contohnya, WSKT yang bisa meningkatkan margin laba bersih hingga 8,9% dibandingkan semester I-2012, sebesar 7,7%.
Maka itu, Maria merekomendasi beli saham WSKT dengan target harga Rp 1.120 per saham. Harga ini mengindikasikan rasio harga berbanding laba bersih per saham alias price earning ratio (PER) sebesar 32,6 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News