Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Buah Restrukturisasi
Seperti diketahui, sejak beberapa tahun belakangan ini BNBR konsisten melakukan berbagai upaya perbaikan posisi keuangan, utamanya dengan merestrukturisasi utang serta menjalankan program cost reduction dan efisiensi besar-besaran di tingkat operasional anak-anak usaha.
“Secara bertahap, kinerja BNBR berhasil kita perbaiki dan tingkatkan. Beban utang secara konsisten terus berkurang dan nilai aset meningkat. Tahun lalu, kita juga melakukan konversi sebagian utang menjadi saham dan ini turut meringankan beban secara cukup signifikan,” papar Anin.
Baca Juga: Terkendala Lahan, BNBR Minta Proyek Pipa di Kalimantan Jadi Proyek Strategis Nasional
Tercatat dalam Laporan Keuangan, beban utang dan bunga perseroan berkurang dari Rp 344,63 miliar pada kuartal III 2018 menjadi tinggal Rp129,12\ miliar pada periode yang sama tahun ini.
“Inilah salah satu bukti dan buah keberhasilan restrukturisasi keuangan Perseroan beberapa tahun terakhir,” kata Anindya lagi.
Pengembangan bisnis anak perusahaan
Dari sisi finansial, pada kuartal III 2019 ini, PT Bakrie Pipe Industries (BPI), unit usaha perseroan yang memproduksi pipa baja, mampu mencatatkan revenue sebesar Rp 1,29 triliun, meningkat 8,7% dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp 1,19 trili
Ini terjadi karena adanya sejumlah proyek berkesinambungan bersifat multi-years serta sejumlah proyek baru di sektor oil & gas maupun di luar oil & gas.
Baca Juga: Swasta Tidak Tertarik Bangun Jaringan Gas
BPI saat ini mendapatkan sejumlah proyek oil & gas baru, antara lain pengadaan pipa untuk Saka Energi di wilayah Jawa Timur dan proyek Pembangkit Jawa I (IPP Jawa I).
Kedua proyek ini semakin memperkuat proyek multi-years pengadaan pipa untuk bisnis Pertamina di sektor downstream (hilir) yang sudah bergulir sejak akhir 2017 dan tuntas pada semester I 2019 lalu.
Sementara itu, di sektor non oil & gas, tahun ini BPI kembali berhasil memenangkan tender proyek PLN untuk pengadaan tiang listrik.
“Proyek pengadaan tiang listrik senilai Rp 400 miliar ini didapatkan kembali oleh perusahaan selama dua tahun berturut-turut. Ini capaian menggembirakan. Semua disokong penjualan para distributor BPI yang tersebar di seluruh Indonesia, selain adanya faktor cost reduction berupa efisiensi bahan baku di dalam proses produksi pipa baja,” kata Anindya Bakrie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News