kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BAJA membagikan dividen Rp 3,14 per saham


Senin, 29 April 2013 / 06:52 WIB
BAJA membagikan dividen Rp 3,14 per saham
ILUSTRASI. Asing banyak melego saham-saham ini di tengah penguatan IHSG


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) berencana membagikan dividen tahun buku 2012 sebanyak Rp 5,6 miliar atau setara 30% dari laba bersih tahun lalu yang sebesar Rp 18,8 miliar. Sisa laba bersih akan BAJA catatkan dalam ekuitas.

Direktur Utama BAJA Handaja Susanto menjelaskan, dividen yang akan dibagikan kepada investor itu nilainya sebesar Rp 3,14 per saham.  Akhir pekan lalu, harga BAJA berakhir di level Rp 740 per saham. Itu berarti, imbal hasil dividen (dividend yield) per saham dari emiten produsen baja tersebut hanya sebesar 0,42%. BAJA akan meminta restu membagi dividen ini ke pemegang sahamnya dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan berlangsung pada 24 Juni 2013.

Tahun ini, BAJA optimistis lini produksi ketiga, yakni baja lapis alumunium seng berwarna yang merupakan varian baru, akan mulai berproduksi Juni 2013. Proses penyelesaian proyek ini sudah mencapai 90%. Targetnya, produksinya kelak mencapai 5.000 ton per bulan.

Saat ini, BAJA baru memiliki dua lini produksi, yakni baja lembaran canai dingin, yang berupa baja lapis seng (galvanis) serta baja lapis alumunium seng (saranalum). Kapasitas terpasang keduanya  mencapai 15.000 ton per bulan dengan rata-rata produksi 9.000 ton per bulan.

Handaja juga bilang, pihaknya akan memutuskan dua alternatif rencana investasi tahun 2014 nanti. Pertama, adalah membangun pabrik baja canai dingin sebagai bahan baku. Nilai pabrik berkapasitas 200.000 ton ini US$ 40 juta. Selama ini, bahan baku  dibeli dari PT Krakatau Steel Tbk dan impor. Investasi kedua, menambah kapasitas pabrik baja lapis aluminium seng sebesar 150.000 ton per tahun senilai US$ 20 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×