kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahana TCW Investment proyeksikan pasar SBN masih prospektif hingga akhir tahun


Kamis, 10 Juni 2021 / 16:45 WIB
Bahana TCW Investment proyeksikan pasar SBN masih prospektif hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Bahana TCW Investment memproyeksikan pasar SBN masih prospektif hingga akhir tahun.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daya tarik daya tarik pasar obligasi Indonesia, termasuk Surat Berharga Negara (SBN) diproyeksikan masih akan terjadi hingga akhir tahun 2021. Sebelumnya banyak spekulasi yang beredar di pasar tentang peluang pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih cepat dari apa yang diekspektasi oleh pelaku pasar di Indonesia.

Direktur Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan, setidaknya ada beberapa faktor yang akan mendorong daya tarik pasar SBN hingga akhir tahun. Faktor fundamental Indonesia yang kuat mampu meningkatkan daya tarik pasar SBN di mata investor.

Fundamental perekonomian Indonesia didorong oleh tingkat suku bunga yang rendah. Merujuk pada hasil riset Bahana TCW, The Fed masih akan tetap menjaga suku bunganya di level 0% sampai 0,25% yang akan menjadi ruang bagi BI untuk mempertahankan suku bunga. BI sendiri diprediksi akan mempertahankan suku bunga di 3,5% hingga akhir tahun ini. Budi melihat hal ini akan membawa stabilitas bagi pasar SBN hingga akhir tahun.

Selain itu, hasil riset Bahana TCW, menggambarkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga diprediksi akan stabil bahkan menguat ke depan. Penguatan rupiah akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia.

Baca Juga: Agar menarik investor, imbal hasil SBR010 disarankan di kisaran 5,6%

Proyeksi penguatan rupiah ini berdasar pada fundamental perekonomian domestik yang masih terjaga, tercermin dari defisit transaksi berjalan yang menipis, inflasi yang terkendali, serta cadangan devisa yang mumpuni.

“Pemerintah mampu mengendalikan tingkat inflasi. Tercatat, inflasi tahunan periode Mei sebesar 1,68% masih sesuai dengan ekspektasi pasar. Bahana TCW pun memperkirakan tingkat inflasi akan berada di kisaran 2% hingga 2,5% hingga akhir tahun, angka ini sangat aman karena berada di batas bawah target inflasi BI dan juga masih jauh di bawah bond yield yang berada di level 6,4%,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Kamis (10/6).

Lebih lanjut, Budi menyebut, faktor domestik lainnya seperti defisit neraca transaksi berjalan yang hingga saat ini lebih rendah dibanding pada saat menjelang taper tantrum 2013 yang merupakan saat-saat di mana terjadi koreksi cukup dalam di pasar SBN.

Selain itu, debt to GDP dalam persentase juga turun ,serta cadangan devisa sebesar US$ 136,4 miliar dipandang masih cukup kuat untuk menjaga stabilitas hingga akhir tahun.

Dengan demikian, Bahana TCW memprediksikan, pasar SBN akan mampu bertahan dari gempuran kondisi ekonomi global sehingga capital inflow ke pasar SBN akan masih akan terus terjadi secara gradual hingga akhir tahun.

Faktor lain yang tak kalah penting bagi pasar SBN adalah faktor suplai. Budi meyakini pasar SBN akan menguat ke depan karena penerbitan SBN dapat dijaga sesuai rencana, bahkan pemerintah dapat mengurangi penerbitan SBN jika penerimaan negara positif.

Seperti diketahui, hingga April 2021 yang lalu, realisasi pendapatan negara hingga 30 April 2021 telah teralisasi sebesar 33,5%. Capaian ini terbilang positif karena angka ini berada di atas tren penerimaan di tahun-tahun sebelumnya bahkan sebelum pandemi.

Penapaian ini salah satunya dikontribusi oleh harga komoditas ekspor seperti batubara, minyak sawit dan gas yang sangat bagus selama empat bulan terakhir sehingga mendorong pendapatan negara.

“Meski begitu, Bahana TCW tidak menampik bahwa masih ada risiko terutama yang disebabkan oleh sentimen eksternal seperti potensi pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat, kenaikan inflasi AS dan penerapan taper tantrum yang lebih cepat dari perkiraan. Namun, Bahana TCW memperkirakan AS akan memulai taper pada awal 2022 meskipun informasi tentang penerapan ini akan bergulir di pasar dimulai tahun ini,” kata Budi.

Selanjutnya: Pemerintah pastikan SBR010 akan terbit pada 21 Juni 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×