Reporter: Barratut Taqiyyah, Financial Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga saham Garuda Indonesia (GIAA) belum menunjukkan tanda-tanda naik. Pada pukul 15.18, saham GIAA anjlok 3,85% menjadi Rp 500.
Harga saham GIAA yang kian merosot dipastikan semakin membuat joint lead underwriter yang menangani initial public offering (IPO) GIAA rugi berat. Tiga underwriter yakni Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Bahana Sekuritas saat ini terpaksa harus membeli 3 miliar saham Garuda yang tidak terserap pasar seharga US$ 300 juta.
Danareksa dan Bahana merupakan dua underwriter yang paling terpukul akibat kejadian ini. Bahana, misalnya, harus menelan pil pahit dengan menanggung kerugian sebesar US$ 82 juta.
Dikabarkan, Bahana terpaksa harus mencari pinjaman dari perusahaan BUMN lain dan harus menjual saham GIAA tersebut ke bank asing.
"IPO Garuda merupakan kegagalan besar. Mereka tidak memperhitungkan waktu, harganya terlampau mahal, serta banyaknya saham yang dilepas tidak tepat. Untuk sekuritas kecil seperti Bahana, itu merupakan kerugian besar yang melampaui kemampuan mereka," papar Lin Che Wei, independent financial analyst.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News