kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Badai tropis mengangkat harga gas alam


Selasa, 28 Agustus 2012 / 06:47 WIB
Badai tropis mengangkat harga gas alam
ILUSTRASI. Sudah turun, harga mobil bekas Kia Rio murah meriah per Juli 2021


Reporter: Choirunnisak F | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Badai tropis Isaac yang melanda teluk Meksiko membuat harga gas alam menguat. Para spekulan khawatir produksi gas alam akan menurun. Meski begitu, para analis prediksi kenaikan harga gas hanya sementara.

Harga gas alam pengiriman September 2012 kemarin (27/8) sampai pukul 19.28 WIB berada di US$ 2,728 per milion metric British Thermal units (mmBtu). Harga di New York Mercantile Exchange tersebut naik 0,96% dibanding akhir pekan lalu.

Menurut Ibrahim, Analis Harvest International Futures, selain faktor badai tropis, kenaikan gas alam juga didukung oleh kebijakaan Bank Sentral Eropa (ECB) yang merinci kerangka kerja terhadap skema pembayaran obligasi baru. Ini dimaksudkan untuk meredakan lonjakan biaya pinjaman dari negara zona Euro yang terkena masalah utang. "Hal ini mendorong naiknya harga-harga komoditas termasuk gas alam," papar Ibrahim.

Namun, Ibrahim menduga kenaikan harga gas alam ini hanya bersifat sementara. Hal ini dikarenakan hingga saat ini belum juga ada kepastian mengenai kebijakan dana stimulus yang akan dikucurkan Bank Sentral Eropa dan Amerika. "Kenaikan harga hanya akan bertahan dua atau tiga hari. Setelah itu, kemungkinan turun lagi jika tak juga ada kepastian soal dana stimulus," tegas Ibrahim.

Ibrahim menambahkan, rilis data Jerman tentang ekonomi Jerman yang menurun juga berpotensi melemahkan harga gas alam.

Suluh Adil Wicaksono, Analis Asia Kapitalindo Futures, juga menduga harga gas alam berpotensi turun. Ini karena, persediaan gas alam masih lebih besar dan mencukupi permintaan. Menurut dia, persediaan minggu lalu mencapai 47 juta mmBtu.

Dari sisi teknikal, Suluh melihat relative strength index berada di level 44,2% mengindikasikan harga gas alam cenderung terkoreksi. Prediksi Suluh, koreksi harga akan menuju ke US$ 2,7 mmBtu.

Sementara itu, indikator stochastic di 41,4% menunjukkan potensi harga gas alam melemah. Namun, penurunannya mulai terbatas di US$ 2,7 – US$ 2,8. Sedangkan untuk indikator commodity chanel index menyentuh 30% menunjukkan posisi rebound. Artinya harga turun terbatas dan akan naik lagi.

Suluh memprediksi harga gas alam pekan ini akan bergerak di US$ 2,7 – US$ 2,8. Sedangkan pergerakan selama sebulan, diprediksi di US$ 2,7 – US$ 3. "Sebulan ke depan, tidak akan ada koreksi dalam karena masih ada harapan dana stimulus dikucurkan," ungkap Suluh.

Sedangkan proyeksi Ibrahim, harga akan di US$ 2,447 – US$ 3,159 dalam sepekan ke depan. Dan di US$ 1,953 – US$ 3,942 per mmbtu dalam sebulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×