kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Badai Beta bikin harga minyak acuan berbalik menguat tipis


Senin, 21 September 2020 / 10:03 WIB
Badai Beta bikin harga minyak acuan berbalik menguat tipis
ILUSTRASI. Harga minyak menguat tipis


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah bergerak stabil pada awal pekan ini karena potensi banjir produksi setelah Libya kembali berhasil diimbangi oleh potensi gangguan produksi minyak Amerika Serikat (AS) akibat badai baru. 

Mengutip Reuters, Senin (21/9) pukul 09.50 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman November naik 7 sen ke US$ 43,21 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2020 naik 8 sen ke US$ 41,20 per barel. 

Walau menguat, harga minyak rawan berbalik melemah setelah National Oil Corp (NOC) Libya mencabut keadaan kahar di pelabuhan dan sejumlah fasilitas minyak membuat kekhawatiran akan lonjakan produksi minyak global. 

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi, dipicu kekhawatiran pemulihan permintaan pasca pandemi

Pada hari Jumat (18/9), Komandan Libya Khalifa Haftar mengatakan, pasukannya akan mencabut blokade ekspor minyak mereka selama delapan bulan tetapi tidak mengatakan apakah mereka akan meninggalkan fasilitas yang mereka kendalikan.

"Pasar tidak mampu membeli lebih banyak minyak mentah yang masuk ke pasar," kata analis ANZ dalam sebuah catatan pada hari Senin.

"Kebangkitan infeksi Covid-19 di seluruh dunia telah membuat banyak pemerintah menghentikan pelonggaran pembatasan. Ini telah membebani permintaan di Eropa dan AS," lanjut analis ANZ. 

Contohnya, Inggris yang berada pada titik kritis baru terhadap Covid-19. Kemarin, Menteri kesehatan Inggris Matt Hancock pun sudah memperingatkan bahwa penguncian nasional kedua dapat diberlakukan jika orang tidak mengikuti aturan pemerintah yang dirancang untuk menghentikan penyebaran virus.

Sokongan bagi harga minyak tampak datang dari badai baru yang diperkirakan kembali menghantam Pantai Teluk AS. Royal Dutch Shell Plc sudah menghentikan beberapa produksi minyak dan mulai mengevakuasi pekerja dari Teluk Meksiko di akhir pekan lalu.

Di sisi lain, badai tropis Beta diperkirakan akan membawa hujan deras ke beberapa bagian pesisir Texas dan Louisiana. Ini bakal menjadi badai ke-23 pada musim badai Atlantik tahun ini yang bergerak ke darat pada Senin malam, kata Pusat Badai Nasional.

Baca Juga: Harga emas spot naik tipis ke US$ 1.951 per ons troi pada Senin (21/9) pagi

Sebelumnya, produsen minyak dan gas telah memulai kembali operasi lepas pantai mereka selama akhir pekan setelah diganggu oleh Badai Sally. Sekitar 17% dari produksi minyak lepas pantai Teluk Meksiko dan hampir 13% dari produksi gas alam tidak aktif pada hari Sabtu akibat gelombang dan angin Badai Sally.

Selanjutnya: Berbalik arah, IHSG kembali menguat pada perdagangan Senin (21/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×