kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Avrist Asset Management perkirakan dana kelolaan tahun depan tumbuh 60%


Rabu, 11 Desember 2019 / 21:48 WIB
Avrist Asset Management perkirakan dana kelolaan tahun depan tumbuh 60%
ILUSTRASI. Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Avrist Asset Management sudah mengumpulkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebanyak Rp 5,5 triliun hingga November 2019.

Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq memprediksikan sampai akhir tahun ini, AUM akan cenderung moderat. Tahun depan, Avrist berharap sana kelolaan bisa tumbuh 60%.

"Memang saat ini investor cenderung lari ke reksadana yang aman atau yang enggak terlalu fluktuasi. Diantaranya ke reksadana pasar uang, pendapatan tetap dan terproteksi," kata Hanif, Rabu (11/12).

Baca Juga: Target dana kelolaan naik 10% di 2020, ini strategi Mandiri Manajemen Investasi (MMI)

Hanif menyebutkan, dari total AUM Avrist saat ini, produk reksadana pendapatan tetap dan terproteksi memiliki kontribusi terbanyak atau sekitar 50%, disusul dengan reksadana pasar uang yang berkontribusi sebanyak 30% dari total AUM.

tahun depan, Hanif optimistis kinerja industri reksadana bakal tumbuh lebih baik dan nilai dana kelolaan juga bakal meningkat. Avrist memperkirakan dana kelolaan tahun depan tumbuh 60%, sejalan dengan masih menariknya investasi di pasar reksadana ketimbang deposito.

Sejauh ini, Avrist mencatat permintaan produk reksadana paling banyak berasal dari reksadana fix income, money market dan capital protect fund.

Baca Juga: Dana kelolaan reksadana turun Rp 7,6 triliun di November, kenapa?

Tahun depan, Avrist Asset Management berencana merilis sekitar enam produk baru, lebih sedikit dibandingkan penerbitan produk baru tahun ini yang sebanyak 12 produk.

"Tahun depan mungkin sekitar enam produk, karena kita kan masih baru jadi lebih banyak mengisi fund yang belum ada. Sebagian besar produk merupakan reksadana pasar uang, pendapatan tetap dan proteksi," ujarnya.

Hanif juga melihat peluang bagi reksadana saham untuk bangkit di tahun depan, mengingat sudah dua tahun terakhir pergerakannya moderat dan cenderung turun. Proyeksi dia, di tahun depan reksadana saham bisa tumbuh sekitar 10% hingga 15%.

Baca Juga: Kumpulkan AUM terbanyak di November, Batavia Prosperindo targetkan AUM 2020 naik 15%

Asal tahu saja, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan industri reksadana di November 2019 turun 1,60% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 544,42 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×