kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,55   7,95   0.80%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Avrist Asset Management menargetkan dana kelolaan ETF Rp 500 miliar di akhir tahun


Jumat, 18 Oktober 2019 / 13:22 WIB
Avrist Asset Management menargetkan dana kelolaan ETF Rp 500 miliar di akhir tahun
Direktur Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna (kanan) bersama Direktur Utama PT Avrist Asset Management Hanif Mantiq saat acara peluncuran Reksa Dana ETF Fixed Rate Bond 1 di BEI, Jakarta (18/10).


Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Avrist Asset Management (Avram) menerbitkan reksadana Avrist ETF Fixed Rate Bond I. Produk reksadana exchange trade fund (ETF) pertama Avram ini merupakan reksadana pendapatan tetap yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kontrak investasi kolektif Avrist resmi tercatat di BEI per 18 Oktober 2019.

Avrist meluncurkan produk reksadana Fixed Rate Bond I dengan berinvestasi pada seri FR0081 yang merupakan Surat Berharga Negara (SBN) berjangka waktu lima tahun. Jumlah unit penyertaan awal Avrist sebanyak 17 juta, sedangkan jumlah maksimum sebanyak 5 miliar unit penyertaan. Sementara, nilai aktiva bersih Rp 1.013 per unit penyertaan.

Direktur Utama Avram Hanif Mantiq mengatakan tujuan Avrist memilih aset dasar ETF ini obligasi karena ingin memperbesar basis investor retail di pasar obligasi yang selama ini tidak memiliki akses karena keterbatasan dana atau kurang dari batas minimal investasi sebesar Rp 1 miliar. "XAFA jadi produk yang tepat untuk investor retail karena berinvestasi langsung dengan membeli saham yang underlying-nya bond," ujar Hanif di BEI, Jumat (18/10).

Baca Juga: Avrist Asset Management meluncurkan Avrist ETF Fixed Rate Bond I

Hanif memaparkan pihaknya memilih obligasi yang termasuk seri FR benchmark itu karena beberapa hal. Pertama, adanya permintaan. Volume penerbitan obligasi pemerintah yang menjadi benchmark series selalu meningkat sejak tahun 2015-2019. Kedua, likuiditas yang tinggi. Avrist menilai tingkat likuiditas yang tinggi seri tersebut terbukti dari tahun 2015-2019 volume trading tiap tahun selalu mencapai Rp 250 triliun hingga lebih dari Rp 350 triliun.

Ketiga, jangka waktu investasi lima tahun cocok untuk nasabah yang ingin berinvestasi pada instrumen jangka pendek hingga menengah. Selanjutnya, pertimbangan Avrist adalah risiko yang rendah pada produk XAFA ini.

Tubagus Farash Akbar, Head of Investment Avram mengatakan, pihaknya menargetkan menyasar investor retail sebanyak 20.000 sampai tahun depan. Sedangkan sampai kuartal III 2019, jumlah investor retail di Avrist sekitar lebih dari 3.000 investor.

Avrist menargetkan dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana ETF ini mencapai Rp 1 triliun untuk tahun 2020. Sementara, Avrist menargetkan AUM reksadana ETF setelah pencatatan ini sebesar Rp 500 miliar sampai akhir tahun 2019. Namun, target AUM awal berkisar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar.

Baca Juga: IHSG Menyeret Turun Dana Kelolaan Reksadana Saham

Farash menjelaskan meski Avrist menyasar retail, mereka juga menargetkan investor institusi. Doa membagi komposisi persentasenya berdasarkan dana AUM dan jumlah investornya. Jika melihat dari target AUM produk XAFA ini, persentase investornya adalah 80% institusi dan 20% retail. Sedangkan jika berdasarkan jumlah investor, Avram menyasar 80% untuk retail dan 20% institusi.

Berdasarkan data Avrist, total dana AUM saat ini mencapai Rp 4,9 triliun dari target tahun 2019 yang mencapai Rp 5,6 triliun. Avrist masih mengejar Rp 500 miliar sampai Rp 600 miliar untuk memenuhi target total dana kelolaan.

Komposisi investor berdasarkan total AUM didominasi oleh institusi yang mencapai 90% sedangkan sisanya oleh investor retail. Jika dari jumlah investor, yang mendominasi adalah retail dengan persentase 90% dan sisanya 10% adalah investor institusi.

Nantinya, investor dapat membeli produk Avrist ETF Fixed Rate Bond I ini di pasar primer dan sekunder. Di pasar primer, investor membeli dan menjual unit penyertqan melalui diler partisipan yaitu Mandiri Sekuritas. Sedangkan di pasar sekunder, produk tersebut dapat dibeli dan dijual dalam satuan lot (100 unit penyertaan) melalui perantara pedagang efek atau broker manapun.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan reksadana ETF milik Avrist merupakan produk ETF ke-10 yang tercatat di BEI pada tahun 2019 ini, sedangkan menjadi yang ke-34 di Bursa Efek. 

Nyoman menambahkan bahwa masih ada enam ETF di pipeline BEI. Sejauh ini, hanya 14 manajer investasi yang aktif mencatatkan produk ETF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×