kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Austindo Nusantara Jaya (ANJT) menembus pasar Jepang


Selasa, 11 Mei 2021 / 17:06 WIB
Austindo Nusantara Jaya (ANJT) menembus pasar Jepang
ILUSTRASI. Austindo (ANJT) berkerja sama dengan Asia Foods Group telah memulai ekspor edamame beku.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menembus pasar ekspor Jepang. Melalui anak usahanya, PT Gading Mas Indonesia Teguh, ANJT melakukan ekspor bekerja sama dengan Asia Foods Group.

Austindo berkerja sama dengan Asia Foods Group telah memulai ekspor edamame beku, ditandai dengan pengiriman sebesar 21 ton ke pasar Jepang pada akhir April yang lalu. Asia Foods Group yang berpengalaman di bidang pengolahan dan penjualan edamame beku, merupakan salah satu pelaku utama di pasar ekspor edamame seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan sedang menjajaki pasar Eropa.

COO Asia Foods Group, Lin Chu Hong (Koji) mengatakan, Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat cocok untuk budidaya edamame. "Saya sangat yakin melalui pengalaman serta jaringan klien di beberapa negara, kami mampu membawa Gading Mas ke tingkat yang lebih tinggi dalam model bisnis pertanian yang berkelanjutan, serta mendorong kami untuk memimpin industri ini di masa depan," ujar Koji dalam siaran pers, Selasa (11/5).

Koji menambahkan pihaknya bangga dapat berinvestasi dan berbisnis di Indonesia serta berkolaborasi dengan Austindo melalui Gading Mas untuk mencapai impian bersama. Dalam kerja sama dengan Austindo, Asia Foods Group berbagi pengetahuan teknis, termasuk dalam pendirian pabrik pembekuan edamame dan ekspansi pasar di wilayah Asia Pasifik.

Baca Juga: Replanting Kebun Sawit, Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Siapkan Capex US$ 42,8 Juta

Presiden Direktur Gading Mas, Erwan Santoso mengatakan, Jepang merupakan negara tujuan ekspor yang sangat memperhatikan keamanan pangan di samping mutu pangan sehingga ketertelusuran untuk setiap pangan yang diedarkan menjadi persyaratan yang harus dipenuhi. Dalam hal ini, edamame yang diekspor pun harus memiliki kualitas yang baik.

Menurut Erwan, terdapat berbagai tingkatan kualitas edamame. Edamame yang tidak memenuhi kualitas ekspor akan diolah menjadi produk olahan edamame. Apabila ekspor edamame ini berjalan dengan baik, diharapkan target ekspor akan meningkat setiap tahunnya.

Oleh karena itu, Gading Mas berupaya untuk menghasilkan benih yang baik serta mengajak lebih banyak petani lokal untuk bermitra dengan Gading Mas. "Kemitraan dengan petani yang dilakukan oleh tim kami termasuk memberikan pendampingan selama masa tanam dan panen agar bisa menghasilkan edamame yang berkualitas, kemudian Gading Mas membelinya dari petani dan memasarkan produk tersebut baik untuk pasar ekspor dan domestik,” tambah Erwan.

Baca Juga: Austindo Nusantara Jaya (ANJT) bakal mengalihkan 42,59 juta saham hasil buyback

Saat ini kapasitas produksi pabrik Gading Mas mencapai 6.000 ton per tahun, dengan Jepang sebagai tujuan ekspor utama. Sebabnya, pasar edamame beku di Jepang telah berkembang dengan baik. Selain itu, Austindo juga berencana ekspansi pasar ke AS dan Kanada.

Sebelum merambah pasar ekspor, Gading Mas telah memproduksi edamame segar yang dipasarkan di dalam negeri, seperti di Bali, Jawa Timur, Jakarta dan Jawa Tengah. Hingga akhir 2020  produksi edamame segar meningkat 32,5% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 710 ton menjadi 941 ton. Gading Mas juga memproduksi edamame beku (dengan merek Edashi), dan edamame beku kupasan  yang juga dipasarkan secara domestik.

Sekedar informasi, ANJT memulai bisnis sayuran sejak tahun 2015 melalui anak perusahaannya Gading Mas Indonesia Teguh yang berlokasi di Jember, Jawa Timur. Gading Mas saat ini membudidayakan dan memproduksi edamame, sejenis kacang-kacangan yang memiliki protein dan antioksidan tinggi.

Baca Juga: Austindo Nusantara Jaya (ANJT) alokasikan belanja modal Rp 620 miliar tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×