kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AUM Reksadana Terproteksi naik Rp 7,83 triliun di semester I 2018


Selasa, 24 Juli 2018 / 20:53 WIB
AUM Reksadana Terproteksi naik Rp 7,83 triliun di semester I 2018
ILUSTRASI. Reksadana


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana terproteksi mampu menjadi salah satu instrumen dengan kenaikan jumlah dana kelolaan terbesar di semester pertama lalu.

Berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan reksadana terproteksi bertambah Rp 7,83 triliun menjadi Rp 117,29 triliun pada semester pertama kemarin. Angka ini hanya kalah dari reksadana saham yang dana kelolaannya naik Rp 15,7 triliun menjadi Rp 144,61 triliun.

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama, Edbert Suryajaya berpendapat, pertumbuhan dana kelolaan reksadana terproteksi awalnya berasal dari kombinasi tingginya penerbitan obligasi korporasi dan banyaknya produk reksadana tersebut yang terbit.

Menurutnya, kebijakan BI dalam menaikan suku bunga acuan menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah perusahaan terkait pembengkakan beban kupon obligasi di masa mendatang. Sebab, kenaikan suku bunga acuan akan mendorong lonjakan yield Surat Utang Negara (SUN) yang mana obligasi korporasi akan menyesuaikan hal tersebut.

Akibatnya, beberapa perusahaan mempercepat penerbitan surat utang korporasinya, baik dalam bentuk obligasi atau Medium Term Notes (MTN). “Kondisi ini akhirnya dimanfaatkan oleh sejumlah manajer investasi untuk menerbitkan reksadana terproteksi baru,” ujarnya, Selasa (24/7).

Markam Halim selaku Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management mengaku, banyaknya reksadana terproteksi baru yang beredar di semester pertama cukup berpengaruh terhadap kenaikan dana kelolaan instrumen tersebut. Sebab, minat investor pada reksadana terproteksi tergolong tinggi, terutama dari investor institusi yang sebagian di antaranya memiliki target imbal hasil tertentu.

“Ketika pasar sedang terkoreksi, investor mengamankan targetnya dengan masuk ke reksadana terproteksi yang imbal hasilnya sudah bisa diukur,” terangnya.

Soni Wibow, Direktur Bahana TCW Investment percaya, dana kelolaan reksadana terproteksi masih bisa tumbuh di semester kedua. Pasalnya, reksadana terproteksi memiliki keunggulan berupa potensi kinerjanya yang lebih pasti berkat kebijakan strategi investasi secara pasif. Salah satu caranya dengan berinvestasi pada obligasi dan menahannya hingga jatuh tempo.

Dengan begitu, reksadana terproteksi kerap menjadi pilihan alternatif bagi investor di saat reksadana berbasis obligasi lain seperti pendapatan tetap kinerjanya lesu akibat pengaruh volatilitas pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×