Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dana kelolaan reksadana berbasis saham kompak menorehkan pertumbuhan negatif sepanjang Mei 2017. Direktur Utama Indo Premier Investment Diah Sofiyanti membenarkan, terjadi penyusutan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) pada produk reksadana yang beraset dasar saham, terutama untuk produk Exchanged Traded Fund (ETF).
Berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan ETF secara keseluruhan menyusut 2,01% dibanding bulan sebelumnya atau secara month on month.
Diah bilang, penurunan AUM disebabkan banyaknya investor yang melakukan aksi ambil untung (profit taking). Langkah tersebut dilakukan investor untuk memanfaatkan momentum bullish di pasar saham.
“Berdasarkan evaluasi ke beberapa investor, mereka profit taking karena market naik cukup tinggi beberapa minggu terakhir,” ungkap Diah ketika dihubungi KONTAN.
Sekadar mengingatkan sepanjang April, IHSG memang menguat 2,1%, mengekor kenaikan 3,37% pada bulan Maret. Barulah pada Mei, kenaikan IHSG lebih tipis yaitu 0,93%.
Diah tidak menampik AUM bekurang cukup signifikan. Jika diakumulasikan, dana kelolaan seluruh produk beraset dasar saham besutan IPIM menguap hingga sekitar Rp 100 miliar. Namun, ia memandang hal ini sebagai siklus yang wajar untuk reksadana dengan underlying asset saham. Nantinya, Diah optimistis para investor akan kembali menaruh dana ketika ada peluang di pasar.
Diah melanjutkan, ketika harga pasar terpantau mengalami tren penurunan, biasanya investor mulai berburu untuk membeli kembali. Maka, pasar akan ramai kembali. “Secara otomatis, AUM reksadana berbasis saham juga akan meningkat lagi,” cetusnya.
Menurut pengamatan Diah, secara fundamental, kondisi perekonomian Indonesia sedang kuat. Hal tersebut mendorong saham-saham di sektor infrastruktur, keuangan, consumer, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih memberikan potensi geliat pertumbuhan yang menarik.
Dia memperkirakan, IHSG bisa mencapai 6.100, dengan imbal hasil reksadana saham dan ETF saham ditargetkan menyentuh 15%-20%. Sedangkan, reksadana campuran 15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News