Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Dana kelolaan di industri reksadana terus melesat. Berdasarkan data Infovesta Utama, per Agustus 2017 total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 394,47 triliun. Angka ini naik 20,03% secara year to date (ytd).
Reksadana saham masih menjadi kontributor utama dengan dana kelolaan mencapai Rp 119,61 triliun. Namun, pertumbuhan dana kelolaan reksadana ini cuma 6,06%.
Pertumbuhan dana kelolaan tertinggi dicetak oleh reksadana pasar uang. Pertumbuhan reksadana jenis ini melejit 82,11% menjadi Rp 53,37 triliun. Di akhir Desember 2016, dana kelolaan reksadana pasar uang baru Rp 29,3 triliun.
Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, pertumbuhan dana kelolaan reksadana sepanjang tahun ini melampaui perkiraan. “Target kami, total dana kelolaan bisa mencapai Rp 400 triliun di akhir tahun. Tapi baru sampai September ternyata sudah mencapai Rp 394 triliun,” kata dia, Rabu (13/9).
Fundamental ekonomi dalam negeri yang cukup bagus tahun ini membuat investor kembali berinvestasi di reksadana. "Tingkat inflasi yang terkendali dan turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia menguntungkan reksadana," jelas Wawan.
Seperti diketahui, pada pertengahan Agustus lalu, BI menggunting 7-day reverse repo rate (7-day RR) jadi 4,5%. Investor menilai langkah ini akan membuat return deposito turun. Investor pun memindahkan investasi ke reksadana, khususnya pasar uang.
Harnugama, Direktur Pemasaran Syailendra Capital, menambahkan, reksadana pasar uang banyak diminati oleh investor ritel yang bukan risk taker dan menyukai investasi jangka pendek. Apalagi, dalam portofolio reksadana pasar uang, memungkinkan adanya obligasi jangka pendek dengan durasi kurang dari satu tahun.
Di saat suku bunga acuan sedang turun, harga obligasi justru naik. Sehingga, imbal hasil dana kelolaan reksadana pasar uang menjadi lebih menarik di mata para investor.
Meski pertumbuhannya rendah, Wawan memprediksi reksadana saham tetap menjadi incaran investor. Soalnya, kinerja emiten di pasar modal tahun ini akan lebih mengkilap ketimbang tahun lalu.
Saham tambang akan mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), seiring kenaikan harga komoditas tahun ini. "Emiten pada sektor keuangan dan industri juga akan meningkat sejalan dengan perbaikan ekonomi," ungkap Wawan.
Tak ayal, imbal hasil yang ditawarkan reksadana saham masih cukup besar dan cocok untuk investasi jangka panjang. Nah, hingga akhir tahun nanti, Wawan optimistis, total dana kelolaan reksadana bisa mencapai Rp 425 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News