Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Salah satu alasan penundaan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Garuda Indonesia adalah belum rampungnya audit aset yang dilakukan oleh Deloitte Indonesia. Garuda mendapatkan ingin mendapatkan valuasi yang tepat. Apalagi, Garuda selama ini belum pernah menerbitkan obligasi sehingga tidak pernah melakukan valuasi aset.
"Auditor butuh waktu dua bulan karena kita punya anak usaha, cucu usaha dan cabang di domestik dan luar negeri," kata Emirsyah Satar, Dirut PT Garuda Indonesia.
Deloitte Indonesia telah ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan audit laporan keuangan Garuda. Awalnya, audit ini dirpediksikan akan rampung pada akhir September ini sehingga dokumen pendaftaran bisa langsung diajukan ke Bapepam dan BEI pada bulan November 2010 mendatang. Nyatanya, perkiraan ini meleset.
"Auditor butuh waktu cukup karena auditor akan menerbitkan assurance reliability atas seluruh proses tersebut," kata Osman Sitorus, Chief Operating Officer Deloitte Indonesia.
Menurut Osman, saat ini laporan keuangan Garuda untuk periode Juli 2010 sudah siap diaudit. Osman menjelaskan, pihaknya harus mengaudit laporan keuangan yang komparasinya muncul bersama dengan tahun 2009. Dus, untuk audit laporan keuangan per Juli 2010, komparasinya dengan laporan keuangan bulan Juli 2009.
Asal tahu saja, Komisi VI DPR mendukung rencana pemerintah menunda penjualan IPO Garuda Indonesia. Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto bilang, penundaan itu merupakan strategi yang tepat karena pemerintah juga berencana banyak menjual saham-saham perusahaan plat merah; antara lain rencana penawaran saham baru (rights issue) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Selain itu, juga ada rencana penawaran saham perdana PT Krakatau Steel (KS).
"Takutnya, pasar kelebihan penawaran, sehingga tidak bisa mendapatkan harga yang optimal," kata Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News