kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Audience share besar, sinyal emiten media yang prospektif


Jumat, 02 Maret 2018 / 19:51 WIB
Audience share besar, sinyal emiten media yang prospektif
ILUSTRASI.


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah penonton channel televisi menjadi acuan terhadap kinerja emiten media. Beberapa channel televisi masih dapat mempertahankan pangsa penontonnya

Reza Priyambada, analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, emiten yang punya audience share lebih besar berpotensi mereguk pendapatan iklan lebih besar. Jumlah pemirsa tersebut, menjadi salah satu acuan pengiklan untuk memasang iklan di televisi. “Pemasang akan merasa lebih efektif,” kata Reza kepada KONTAN, Jumat (2/3).

Jumlah permirsa tersebut akan menjadi pembeda kinerja emiten media. Sebab, pertumbuhan kinerja nantinya seiring dengan perubahan audience share, yang berdampak pada pendapatan iklan. “Selain juga pendapatan konten yang merupakan pendapatan dari sisi digital,” imbuh Reza.

Reza menyatakan, untuk PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dengan ragam media yang dimiliki, membuatnya mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik. Hal itu dikarenakan banyaknya ruang pasar untuk menawarkan pilihan hiburan untuk pemirsa.

“Sementara, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) masih dapat bertahan di tengah persaingan media,” lanjutnya.

Dari sisi likuiditas saham, ia melihat saham MNCN lebih likuid dibandingkan dengan SCMA. Meski demikian, pelaku pasar akan melihat fundamental emiten dan potensi upside yang bisa dihasilkan. Menurut Reza, porsi pemirsa dari SCMA yang lebih besar, juga berpotensi membuat saham ini layak dipertimbangkan. “Meski dari sisi volume dan kapitalisasi pasar masih lebih besar MNCN,” terangnya.

Selain itu, media yang punya hak lisensi siaran seperti siaran olahraga juga bisa dipertimbangkan. Sebab, acara khusus tersebut berpotensi mengerek jumlah audience dan pendapatan iklan emiten. “Ini bisa jadi pendapatan non rutin perusahaan,” katanya.

Reza masih merekomendasikan buy kedua saham tersebut, dengan target harga Rp 3.275 untuk SCMA, dan Rp 2.100 untuk MNCN. Pada perdagangan Jumat (2/3), saham SCMA ditutup pada level Rp 2.750 dan MNCN ditutup pada level Rp 1.540.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×