Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Pasca rilis pernyataan Stanley Fischer, Gubernur Federal Reserve (The Fed) Negara Bagian Kansas pada Sabtu (29/8) lalu mengenai peluang kenaikan suku bunga acuan yang masih terjaga, nilai tukar mata uang Australia terhadap dollar Amerika serikat (AUD/USD) kembali menukik.
Tekanan lain pun datang dari masih buruknya sajian data ekonomi Australia.
Mengutip Bloomberg, Senin (31/8) pukul 14.56 WIB pasangan AUD/USD terkikis 0,46% ke level 0,7140 dibanding hari sebelumnya.
Fischer dalam pernyataannya pada Symposium Jackson Hole menyatakan dengan ekspektasi naiknya inflasi Eropa dan Amerika Serikat di sisa tahun 2015 ini memberikan peluang bagi The Fed rate untuk naik tanpa harus menunggu inflasi AS mendekati level 2,0%.
Selama ini seperti yang diketahui AS memang menjadikan inflasi sebagai salah satu indikator mengukur peluang kenaikan suku bunga.
“Walaupun memang Fischer tidak memberikan kepastian akan kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan FOMC Kamis (17/9) mendatang, namun pasar sudah kembali optimis,” papar Ibrahim, Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka.
Ini memicu terdongkraknya posisi USD. Selain memang the greenback juga didukung oleh data ekonomi yang mengkilap.
Mulai dari Prelim GDP kuartal dua 2015 yang melambung dari 3,2% menjadi 3,7%, klaim pengangguran mingguan yang menyusut dari 277.000 menjadi 271.000 serta goods trade balance Juni 2015 yang defisitnya mengempis dari -US$ 62,3 miliar menjadi -US$ 59,1 miliar.
“Sedangkan aussie semakin terseret dengan buruknya data ekonomi,” kata Ibrahim.
Senin (31/8) data ekonomi Australia seperti MI inflation gauge Agustus 2015 turun dari 0,2% menjadi 0,1%, HIA new home sales Juli 2015 ambruk menjadi minus 0,4% dari sebelumnya 0,5%, serta company operating profit kuartal dua 2015 yang merosot tajam dari minus 0,3% menjadi minus 1,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News