kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Atasi corona, MAMI perbesar porsi tunai di reksadana


Senin, 23 Maret 2020 / 09:00 WIB
Atasi corona, MAMI perbesar porsi tunai di reksadana


Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Jumat (20/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah turun 33,41%. Di antara enam bursa saham di ASEAN yang dicatat BEI, performa IHSG adalah yang terburuk kedua.

Mengatasi kondisi ini, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengubah strategi investasinya. "Dari portofolio reksadana kami, porsi tunai sudah diperbesar lebih dari biasanya," terang Samuel Kesuma, Senior Portfolio Manager – Equity Manulife Aset Manajemen Indonesia.

Ezra Nazula, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia, menambahkan, posisi portofolio MAMI saat ini sangat fluid. Selain itu, portofolio perusahaan manajemen investasi ini juga dinamis terhadap acuan.

Samuel menekankan, koreksi yang terjadi di bursa saham global saat ini lebih didorong oleh faktor sentimen, yang disebabkan ketidakpastian akibat penyebaran corona. Ia menilai, tekanan pada risk appetite investor di pasar cenderung bersifat psikologis.

Ini membuat sejumlah stimulus ekonomi yang dikeluarkan oleh beberapa negara belum menunjukkan dampak signifikan pada kinerja pasar modal. Kepercayaan investor juga belum pulih.

Toh, Samuel menilai fundamental ekonomi Indonesia saat ini lebih baik dibanding 2008. "Didukung dengan struktur neraca emiten yang lebih solid dan tingkat utang luar negeri yang rendah," terang dia.

Ezra juga sependapat. "Terlepas dari risk off sentiment secara global,  kekuatan obligasi Indonesia dipersepsikan membaik, seiring kenaikan peringkat dari JCR (Japan Credit Rating) ke level BBB+ di bulan Januari, dan R&I (Rating & Investment) ke BBB di awal Maret ini," terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×