Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Edy Can
JAKARTA. Rencana PT Astra International Tbk (ASII) menerbitkan obligasi, melalui PT Astra Sedaya Finance, semakin dekat terealisasi. Anak usaha Astra yang bergerak di bidang pembiayaan ini akan menerbitkan obligasi tahun depan. "Kemungkinan besar awal Januari 2012, tergantung dari kondisi pasar," ungkap Gunawan Geniusahardja, Direktur ASII, di Jakarta, Senin (7/11).
Perusahaan ini menaksir nilai obligasi yang akan diterbitkan berkisar Rp 2 triliun-Rp 3 triliun. Nilai ini sebenarnya lebih rendah dari rencana sebelumnya yang mencapai Rp 5 triliun-Rp 6 triliun. Gunawan sendiri tidak memberikan penjelasan terkait perubahan target nilai tersebut.
Perseroan ini sudah memproyeksikan, obligasi itu akan dibagi menjadi tiga tranche. Masing-masing tahap akan memiliki tenor satu tahun, dua tahun dan tiga tahun. Gunawan bilang, penerbitan obligasi ini sudah memasuki tahap beauty contest menjaring penjamin emisi atau underwriter.
ASII menilai penerbitan obligasi merupakan strategi paling pas untuk menguatkan lini usahanya di jasa keuangan. Apalagi, pasar obligasi nasional di tahun depan diprediksi tetap bergairah meski kondisi ekonomi global bergejolak.
ASII merencanakan dana hasil penerbitan obligasi digunakan Astra Sedaya untuk memperkuat pembiayaan mobil dan peralatan berat (heavy equipment). Ini merupakan dua sektor andalan Astra Sedaya Finance.
Mengamankan pembiayaan
Penambahan modal Astra Sedaya sejalan dengan rencana kenaikan produksi mobil Astra. Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII mengatakan, perusahaannya berencana menaikkan produksi mobil Daihatsu dan Toyota.
Tahun ini, mobil Daihatsu diproduksi sebanyak 330.000 unit per tahun. Sedang Toyota sebanyak 110.000 unit per tahun. "Kami akan meningkatkan produksi menjadi 430.000 unit Daihatsu dan 180.000 unit mobil Toyota," ujar Prijono.
Sebagai pelengkap, ASII sudah menganggarkan investasi senilai Rp 1 triliun untuk menambah jaringan pemasaran sepanjang tahun 2012. Dana tersebut diambil dari anggaran belanja modal atau capital expenditure 2012 yang ditetapkan sebesar US$ 1,5 miliar atau setara Rp 14 triliun.
Rencana ekspansi ASII itu mengantisipasi tren pertumbuhan industri otomotif nasional. Berdasarkan proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil di 2012 mencapai 880.000 unit. Angka itu lebih tinggi 6,02% dibanding proyeksi tahun ini yang ditaksir mencapai 830.000 unit.
Budi Rustanto, Analis Valbury Securities menilai, rencana penerbitan obligasi memang erat kaitannya dengan agenda ekspansi sektor otomotif. ASII perlu memacu penjualan mobil seiring bertambahnya kapasitas produksi.
Untuk mendukung hal itu, ASII perlu mengamankan pembiayaan Astra Sedaya yang selama ini bergerak di penyaluran kredit pembelian mobil. "Sekitar 70% pembelian mobil itu melalui kredit. Jadi ASII harus menjamin ketersediaan dana Astra Sedaya," jelas Budi. Ia menambahkan, penerbitan obligasi sudah sesuai dengan portofolio bisnis Astra Sedaya.
Setelah menerbitkan obligasi itu, Astra Sedaya akan lebih mudah menyeimbangkan neraca keuangannya. "Jatuh tempo obligasi yang pasti akan memudahkan Astra Sedaya untuk mengelola kas dan piutangnya," tandas Budi.
Sepanjang Januari-September 2011, sektor jasa keuangan menyumbang Rp 8,74 triliun atau 7,31% dari total pendapatan ASII yang mencapai Rp 119,53 miliar. Harga ASII, Senin (7/11), ditutup melemah 0,66% menjadi Rp 67.850 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News