Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) berharap mampu meraih kinerja yang positif sampai tutup tahun 2019. Tapi, ASII masih menghadapi tantangan berupa pelemahan harga beberapa komoditas seperti batubara dan crude palm oil (CPO).
"Ada bisnis yang mungkin masih terhambat seperti komoditas, CPO yang masih di bawah US$ 600 per ton, lalu ada batubara US$ 65 per ton. Tapi kami masih bertahan. Mudah-mudahan saja masih bisa menghasilkan sesuatu yang bisa membanggakan sampai akhir tahun ini," kata Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, Senin (7/10).
Prijono mengatakan, pihaknya juga melihat peluang bisnis untuk jangka panjang. Misalnya saja dalam bisnis batubara, ia bilang dalam lima tahun ke depan kebutuhan untuk listrik akan lebih banyak. "Masih butuh batubara ataupun pembangkit listrik yang berkesinambungan yang juga ramah lingkungan," tambah dia.
Asal tahu saja, lesunya konsumsi domestik dan tren penurunan harga komoditas sudah mempengaruhi kinerja semester pertama 2019. Pada semester pertama 2019, pendapatan Astra International masih tumbuh tipis 3,23% menjadi Rp 116,18 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 112,55 triliun.
Baca Juga: Bisnis Otomotif Lesu Darah, Ini Saham Pilihan Analis premium
Meski begitu laba ASII turun 5,59% menjadi Rp 9,80 triliun dari sebelumnya Rp 10,38 triliun. Berdasarkan segmennya, laba bersih dari otomotif turun 18% yoy pada semester I-2019, sektor agribisnis turun 94% yoy, teknologi informasi turun 35% yoy, dan properti turun 33% yoy. Dari alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat 2% yoy.
Sepanjang semester I 2019, penjualan mobil Astra turun 6% menjadi 253.000 unit dengan penjualan mobil secara nasional menurun 13% menjadi 482.000 unit. Adapun pangsa pasar Astra meningkat dari 48% menjadi 53%.
Dalam catatan Kontan.co.id, ASII menargetkan penjualan mobil nasional tahun ini mencapai 1,05 juta unit. Pada Agustus penjualan mobil naik tipis 1,45% menjadi 90.403 unit dibandingkan bulan Juli yang mencapai 89.105 unit. Pangsa pasar Astra pada Agustus juga naik menjadi 52% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 50%.
Adapun penjualan mobil sepanjang Januari-Agustus 2019 tercatat mencapai 660.286 unit atau turun 13,5% dari periode yang sama tahun 2018 yang mencapai 763.444 unit.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, harga komoditas masih menjadi tantangan perusahaan jelang akhir tahun ini. Ada pula tantangan dari segi regulasi seperti peraturan mengenai usia kendaraan.
Sedangkan Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menuturkan dalam jangka panjang kinerja bisnis alat berat UNTR membaik, serta peluang implementasi kebijakan B20 kemudian ditingkatkan menjadi B30 bahkan B100 diharapkan akan berkontribusi positif bagi AALI.
Dalam rangka ekspansi bisnis di tahun 2019, ASII menyiapkan belanja modal sebesar Rp 30 triliun. Dari total belanja modal, ASII akan menggunakan sekitar Rp 14 triliun hingga Rp 15 triliun untuk UNTR dan Rp 1,7 triliun untuk AALI.
Baca Juga: Indeks Kompas100 dan IDXV 30 terimbas sektor perbankan dan konsumer yang loyo
Sementara sisa capex akan diserap untuk unit bisnis otomotif, ekspansi jalan tol, dan divisi bisnis teknologi informasi. ASII menargetkan untuk memiliki portofolio ruas jalan tol sepanjang 500 km pada 2021.
Sekarang, ASII memiliki ruas tol Tangerang-Merak (72,5 km), Cikopo-Palimanan (116,8 km), Semarang-Solo (72,6 km), Jombang-Mojokerto (40,5 km) dan Surabaya-Mojokerto (36,3 km). Sementara itu, masih ada satu ruas tol dalam proses pengerjaan, yakni ruas tol Kunciran-Serpong (11,2 km).
Nafan merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 7.125 per saham. Sedangkan William merekomendasikan investor untuk tahan atau hold saham ASII.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News