Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) merangkak naik dan menguat dalam beberapa waktu terakhir. Penguatan rupiah cenderung tertahan di pekan ini. Pada akhir perdagangan Rabu (10/6), rupiah spot ditutup pada level Rp 13.980 per dolar AS.
Penguatan nilai tukar rupiah ini menjadi angin segar untuk sejumlah emiten yang mengimpor bahan baku. Salah satu emiten yang diuntungkan oleh penguatan rupiah ini misalnya PT Astra International Tbk (ASII).
Baca Juga: Penjualan mobil turun 80%, laba bersih lini otomotif ASII jadi Rp 2,35 triliun
Head of Corporate Communication Astra Boy Kelana Soebroto berharap agar nilai tukar rupiah dapat bergerak stabil. Dia bilang, ASII masih memonitor penguatan rupiah ini bersifat sementara atau jangka panjang.
"Penguatan rupiah secara umum memengaruhi daya beli konsumen di Indonesia. Namun, pada saat ini pasokan bahan baku atau spare part untuk mendukung bisnis manufaktur otomotif kami masih mencukupi," kata Boy kepada Kontan.co.id, Rabu (10/6).
Baca Juga: HMSP dan ASII catatkan pertumbuhan market cap paling tinggi sepanjang Mei
Sehingga ASII tidak ada kebutuhan untuk melakukan pembelian bahan baku secara masif karena tingkat permintaan di pasar juga masih cukup rendah akibat pandemi Covid-19. Sekarang ini, produk-produk kendaraan Astra memiliki tingkat kandungan lokal yang cukup tinggi yaitu sekitar 80%-85% untuk roda empat dan lebih dari 95% untuk roda dua.
Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menambahkan, penguatan rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini belum begitu berdampak untuk kinerja ASII. "Harus dipantau terus dari waktu ke waktu, fluktuatif atau stabil," pungkas Tira.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News