Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Meskipun begitu, situasi saat ini tergolong wajar, mengingat perkembangan harga komoditas pasar internasional juga fluktuatif akibat beragam faktor.
“Harga yang terlalu tinggi juga sebetulnya tidak terlalu baik karena kenaikan harga jual pasti akan diiringi dengan biaya produksi yang meningkat,” ungkap Fenny.
Sebagai pengingat, harga CPO sempat menyentuh titik puncaknya pada Maret 2022 dengan harga di atas RM 7.600 per ton. Sementara itu, berdasarkan Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO kontrak pengiriman Januari 2023 per perdagangan Rabu (19/10) ditutup di level RM 4.120 per ton.
Baca Juga: Prospek Harga CPO Masih Positif, Simak Faktor Pendukung dan Rekomendasi Sahamnya
Sebagai informasi, pada semester 1 2022, AALI membukukan pendapatan bersih Rp 10,96 triliun, naik tipis 1,2% yoy dari Rp 10,83 triliun. Realisasi ini didorong oleh kenaikan harga CPO dan turunannya.
Pada paruh pertama 2022, harga CPO meningkat 46% yoy menjadi Rp 15.023 per kg dari sebelumnya Rp 10.274 per kg. Di sisi lain, kuantitas penjualan AALI menurun sehingga pendapatannya tak tumbuh signifikan meski harga CPO naik tinggi.
Dari segi bottom line, AALI membukukan laba bersih sebesar Rp 809,3 miliar. Perolehan ini meningkat 24,6% yoy dari laba bersih periode sama tahun 2021 yang sebesar Rp 649,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News