kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Asing mulai masuk kembali ke pasar obligasi


Kamis, 23 Agustus 2018 / 18:09 WIB
 Asing mulai masuk kembali ke pasar obligasi
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lantaran imbal hasil tinggi, investor asing mulai kembali masuk ke pasar surat utang domestik di tengah faktor eksternal masih cenderung menekan kondisi pasar keuangan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) di periode Mei hingga Juni 2018, asing kompak keluar dari pasar surat utang domestik senilai Rp 16 triliun.

Namun, asing mulai kembali catatkan aksi beli pada surat utang domestik di Juli hingga saat ini. DJPPR mencatat pada sepanjang Juli 2018 asing catatkan aksi beli senilai Rp 12 triliun.sepanjang Juli 2018 asing catatkan aksi beli senilai Rp 12 triliun. Sedangkan sejak awal bulan ini hingga per 20 Agustus 2018 asing catatkan aksi beli sebesar Rp 6 triliun. Secara kumulatif jumlah kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 845,84 triliun.

Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan mengatakan asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi domestik karena tertarik dengan tingkat imbal hasil yang diberikan. "Saat ini imbal hasil relatif lebih menarik," kata Ariawan, Kamis (23/8).

Imbal hasil SBN dinilai asing menarik karena spread yield antara US Treasury dan SBN cukup lebar. Per Kamis (23/8) yield Surat Utang Negara (SUN) acuan tenor 10 tahun berada di 7,8%. Sementara, yield US Treasury di periode dan tenor yang sama berada di 2,8%, sehingga yield spread kedua surat utang tersebut sebesar 500 basis poin (bps). Ariawan mencatat yield spread saat ini lebih besar dari rata-rata yield spread di tahun ini yang berada disekitar 400 bps.

Dihitung dari real invesment pun, pasar obligasi domestik masih cukup menjanjikan. Tingkat inflasi tahunan per Juli 2018 Indonesia berada di 3,2%, dengan tingkat imbal hasil SUN acuan yang berad di 7,8% maka real invesment pasar obligasi domestik ada di sekitar 4,6%. "Real invesmnet Indonesia masih lebih menarik dibanding negara tetangga," kata Ariawan.

Asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi juga dipengaruhi dari nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang cenderung lebih stabil di dua bulan lalu.

"Rupiah stabil artinya risiko asing minim dan bisa mendapat untung di pasar obligasi domestik tanpa tergerus kerugian nilai tukar, ini yang buat asing tertarik masuk ke pasar domestik," tambah Ariawan.

Meski bila dihitung sejak awal tahun aksi beli asing di pasar obligasi domestik masih lebih rendah dibanding jumlah aksi beli di tiga tahun lalu, Ariawan memproyeksikan dalam jangka pendek investor asing masih melanjutkan aksi beli tetapi tidak secara agresif.

Asing cenderung menahan aksi beli karena pelaku pasar fokus pada pergerakan dollar AS yang terus menguat seiring langkah The Fed yang semakin bulat menaikkan suku bunga kembali di September dan Desember 2018. Hal ini tentu menjadi tekanan bagi rupiah.

"Tekanan ke rupiah masih ada, ya investor asing belum terlalu agresif masuk, tetapi kalau tekanan rupiah mereda misalnya di kuartal IV current account defisit membaik harusnya investor asing akan banyak masuk ke pasar kita," kata Ariawan.

Sejak awal tahun kepemilikan asing di SBN tercatat tumbuh Rp 9 triliun, Ariawan memproyeksikan hingga akhir pasar obligasi domestik masih mampu menarik dana asing masuk sebesar Rp 20 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×