Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Edy Can
JAKARTA. Surat utang korporasi dalam negeri berdenominasi rupiah tak hanya menarik bagi investor domestik. Investor asing pun berminat menempatkan dananya di obligasi korporasi rupiah.
I Made Adi Saputra, analis obligasi NC Securities, mengatakan, banyak investor asing kini mendiversifikasi portofolio dengan membeli obligasi korporasi Indonesia. Yang menjadi incaran para pemodal asing adalah obligasi korporasi dengan peringkat tinggi. Obligasi yang diterbitkan oleh emiten dengan prospek bisnis jangka panjang cerah, juga masuk dalam daftar beli investor asing.
Berdasar data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) per akhir Maret 2012 lalu, dana investor asing yang parkir di obligasi korporasi lokal mencapai Rp 8,23 triliun. Jumlah itu setara 5,9% dari total outstanding obligasi korporasi, yaitu Rp 137,48 triliun.
Jika dibandingkan dengan penempatan dana asing di obligasi korporasi per akhir Maret tahun lalu, yang baru Rp 4,67 triliun, berarti ada kenaikan 76,23%. Jika dibandingkan dengan kepemilikan asing di obligasi korporasi per awal tahun ini, yaitu Rp 7,42 triliun, berarti tumbuh 10,91%.
Pemodal asing yang memiliki obligasi korporasi paling banyak adalah institusi keuangan senilai Rp 4,98 triliun. Ada juga reksadana dari luar negeri yang memegang obligasi korporasi lokal, nilainya sekitar Rp 992 miliar.
Made menambahkan, imbal hasil atau yield yang ditawarkan emiten bukan pertimbangan utama investor asing saat memilih obligasi korporasi. "Mereka lebih tertarik jika saham penerbit obligasi juga dikuasai asing," kata dia. Investor asing lebih tidak terganggu dengan adanya isu inflasi jika dibandingkan investor dalam negeri.
Terus masuk
Pengamat obligasi Imam M.S mengatakan, selama ini asing lebih banyak membeli obligasi pemerintah. Namun, seiring dengan perbaikan rating Indonesia, investor asing melebarkan portofolio di Indonesia. Dia menilai asing cenderung membeli obligasi korporasi secara bertahap. "Asing menghadapi resiko volatilitas valuta karena ada sentimen politik," kata dia.
Para analis memprediksi dana asing yang mengalir ke obligasi korporasi akan terus naik, dalam jangka pendek. Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan, mengatakan, imbal hasil obligasi korporasi yang lebih tinggi dibandingkan surat utang negara membuat investor asing tertarik masuk ke pasar obligasi korporasi. Apalagi, belakangan ini, penerbitan obligasi semakin populer sebagai sumber pendanaan.
Investor asing tetap akan memilih obligasi korporasi yang memiliki risiko rendah. Karena itu, mereka akan lebih selektif. Anton menduga asing tidak mau mengambil obligasi dengan rating di bawah AA.
"Mereka lihat rating. Jadi tidak akan sembarangan. Soalnya obligasi korporasi ada kecenderungan likuiditas tidak terlalu tinggi," kata Anton, Jumat (11/5). Karena alasan itu juga, asing diperkirakan hanya akan memegang obligasi korporasi dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Anton yakin, kepemilikan asing di obligasi korporasi berdenominasi rupiah masih akan meningkat. Namun, untuk menekan risiko nilai tukar, investor cenderung memilih obligasi korporasi dengan nilai tukar dollar AS.
Tak heran, obligasi global yang diterbitkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diminati investor asing. Ambil contoh global bond Pertamina mengalami oversubscribed hingga 3,7 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News