kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asing memborong obligasi korporasi


Rabu, 30 Oktober 2013 / 08:00 WIB
Asing memborong obligasi korporasi
ILUSTRASI. Penasaran, Apakah Kucing Punya Ekspresi Wajah? Ini Hasil Penelitiannya


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Tingginya hasil investasi yang bisa digenggam dari instrumen lokal memang menggiurkan bagi investor asing. Buktinya, kepemilikan investor asing di obligasi korporasi dan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) terus naik.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, sepanjang 2013 hingga 18 Oktober 2013, kepemilikan asing di obligasi korporasi berdenominasi rupiah naik 21,39% menjadi Rp 15,24 triliun dibandingkan akhir Desember 2012 lalu yang baru mencapai Rp 12,56 triliun.

Meski naik, porsi dana asing di obligasi korporasi ini masih lebih tipis ketimbang obligasi negara. Porsi dana asing pada obligasi korporasi baru mencapai 7,09% dari total obligasi korporasi yang mencapai Rp 214,89 triliun. Porsi kepemilikan asing pada obligasi negara mencapai 31,99%.

Kepemilikan asing di obligasi korporasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) juga naik 156,48%. Akhir tahun lalu, asing memiliki obligasi korporasi berdenominasi dollar AS setara dengan Rp 13,15 miliar. Angka kepemilikan asing ini naik menjadi Rp 33,6 miliar per 18 Oktober.

Demikian juga dengan MTN berdenominasi rupiah yang kepemilikan asingnya naik dari Rp 898,99 miliar menjadi Rp 2,20 triliun pada periode yang sama. Investor asing yang menggenggam MTN berdenominasi dollar AS juga naik menjadi setara dengan Rp 2,35 triliun dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 2,01 triliun.

Herdi Ranu Wibowo, Head of Fixed Income BCA Sekuritas, mengatakan, masuknya investor asing pada obligasi korporasi dan MTN terjadi seiring dengan kenaikan minat asing ke obligasi pemerintah. Menurut dia, yield obligasi korporasi masih tinggi.

Selain itu, pergerakan imbal hasilnya cenderung lebih lambat dibandingkan dengan imbal hasil SUN yang turun cepat sehingga investor asing masuk ke obligasi korporasi. "Demikian juga dengan imbal hasil MTN yang tinggi sehingga menarik buat asing," ujar Herdi, Selasa (29/10).

Analis Indonesia Bond Pricing Agency Fakhrul Aufa menambahkan, keuntungan atau return obligasi korporasi bakal mengalahkan obligasi pemerintah. Dia memprediksi, obligasi korporasi akan memberikan return sekitar 8% hingga 9% sepanjang tahun ini. Sementara, ia perkirakan, return obligasi pemerintah tahun ini justru minus 3% hingga 4%.

Herdi memperkirakan, tren masuknya dana asing pada obligasi korporasi masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Diperkirakan, investor asing akan masuk ke obligasi korporasi yang likuid dengan tenor maksimal tiga tahun. Obligasi korporasi dengan peringkat minimal AA akan menjadi incaran asing.

Adapun, untuk MTN yang akan diincar asing diprediksi bertenor satu hingga dua tahun. Herdi menambahkan, biasanya investor asing lebih membidik MTN yang dirilis oleh perusahaan pelat merah alias BUMN.

Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan, tren masuknya asing disebabkan karena menariknya kupon obligasi korporasi setelah mengalami kenaikan. "Kenaikan yield obligasi pemerintah telah mendongkrak kenaikan kupon obligasi korporasi," ujar Desmon.

Tapi, Desmon memprediksi, tren asing masuk ke obligasi korporasi ini hanya bersifat sementara. Asing akan masuk ke obligasi pemerintah setelah membaiknya tekanan inflasi dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×