kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Asing Masuk, IHSG Menembus Level 5.200


Selasa, 21 Mei 2013 / 06:02 WIB
Asing Masuk, IHSG Menembus Level 5.200
ILUSTRASI. Siap-siap, buruh akan demo besar-besaran & mogok kerja untuk batalkan UMP UMK 2022


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Stamina Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih kuat. Kemarin (20/5), IHSG kembali menanjak 1,35% ke level  5.214,98, sekaligus memperbaiki rekor tertinggi sepanjang sejarah (all time high). Lonjakan indeks ditopang pembelian bersih investor asing (net buy) sebesar Rp 532,88 miliar.

Arus dana asing ke bursa tersebut, menurut analis, menjadi multivitamin bagi pergerakan IHSG. "Suku bunga di Eropa yang turun, tentu ini akan membuat ekses likuiditas masuk ke negara emerging market seperti Indonesia," tutur Thendra Crisnanda, analis BNI Securities.

Meskipun ancaman inflasi tinggi membayangi bursa menyusul rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), tak membuat kendur investor. Bursa saham kita masih punya daya tarik karena imbal hasil investasi (investment yield) masih positif. Indikasinya, sejak akhir 2012 sampai sekarang IHSG sudah naik 20,8%.

Menurut Thendra, sentimen inflasi akibat kenaikan harga BBM hanya berefek jangka pendek. Investor menilai, pemangkasan subsidi BBM justru memberikan sentimen positif ke pasar karena tekanan bujet pemerintah menjadi berkurang.

Dus, kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi momen yang ditunggu pelaku pasar, terutama asing. "Moody's Investor Services serta Standard & Poor's  malah mengancam akan menurunkan peringkat Indonesia jika harga BBM tidak dinaikkan lantaran akan membebani anggaran negara," kata Thendra.

Sentimen positif lain bagi bursa adalah penunjukkan Muhammad Chatib Basri sebagai menteri keuangan yang baru menggantikan Agus Martowardojo. Pelaku pasar optimistis, terpilihnya Chatib Basri akan membawa dampak baik bagi investasi di Indonesia khususnya pasar modal.

Akhir tahun bisa 5.800

Setelah mencetak rekor tertinggi, Thendra menduga, dalam sepekan ini, IHSG akan berkonsolidasi dahulu di kisaran 5.180-5.300. Dalam jangka menengah, dia memperkirakan laju indeks bisa menyentuh angka 5.464. Sedangkan dalam jangka panjang, bukan tidak mungkin, IHSG bisa mencapai level 5.800.

Praktisi pasar modal, Ellen May juga bilang, IHSG masih berpeluang naik, meski dalam jangka pendek, rawan aksi ambil untung (profit taking). "Tren pasar masih bagus sekali," ujar Ellen. Ia memprediksi, dalam jangka pendek, IHSG akan bergerak di area 5.100-5.243. Sedangkan, dalam jangka menengah, indeks akan bergerak di 5.100-5.300.

Kemarin, kata Ellen, penggerak indeks adalah saham-saham sektor barang konsumsi. Ke depan, saham sektor perbankan berpeluang menjadi penggerak IHSG. Terutama, saham BBCA dan BBRI. "Jika saham beberapa bank itu breakout dari resistance-nya, IHSG dapat kembali naik," terang Ellen.

Ellen masih merekomendasikan saham-saham sektor barang konsumsi, konstruksi dan properti. Saham sektor konsumsi yang layak dilirik antara lain, saham INDF.

Kemarin, harga INDF naik 4,7% ke Rp 7.800 per saham.  Menurut Ellen, harga INDF akan kembali naik bila menembus level resistance Rp 8.000 per saham. Saham AISA, juga patut dicermati setelah harganya menembus Rp 1.400. Kata Ellen, harga AISA akan bergerak menuju Rp 1.480-Rp 1.500 per saham.

Di saham sektor konstruksi, Ellen menjagokan saham ADHI. Ia memperkirakan, harga ADHI  berpotensi menuju level Rp 3.750  per saham dalam jangka menengah. Sedangkan, di sektor properti, saham LPCK dan LPKR  bisa menjadi pilihan.

Thendra menambahkan, saham sektor properti, infrastruktur dan barang konsumsi masih menarik. Ia merekomendasikan saham BSDE, TOTL dan JPFA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×