kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asing jual saham bluechips saat suku bunga turun, begini penjelasan analis


Jumat, 19 Juli 2019 / 17:15 WIB
Asing jual saham bluechips saat suku bunga turun, begini penjelasan analis


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akhirnya menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) ke 5,75%. Namun di saat ada kabar gembira ini banyak investor asing justru menjual beberapa saham-saham bluechips. Sejumlah analis menilai aksi jual ini karena sentimen suku bunga sudah price in dan asing mengambil momentum profit taking.

Sejumlah emiten tersebut yang berada pada lima teratas adalah Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Pasca-penurunan suku bunga saham BMRI berada pada urutan pertama net sell dengan volume transaksi 52,27 juta saham dengan valuasi transaksi sebesar Rp 411,1 miliar. Disusul BBRI dengan volume transaksi 63,34 juta dengan Rp 287,88 miliar. Kemudian JPFA mencatatkan volume transaksi 33,68 juta dengan valuasi transaksi Rp 55,67 miliar.

Kepala Riset Infovesta Wawan Hedryana menjelaskan saham-saham tersebut banyak dijual asing karena profit taking.
“Ada salah satu strategi investasi saham yang digunakan asing saat ini yakni buy on rumor, sell on news,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (19/7).

Wawan menjelaskan harganya naik cukup signifikan dan secara valuasi sudah premium. Kendati demikian prospek saham-saham tersebut baik tetapi tentu saja efek penurunan suku bunga tidak instan. Wawan bilang minimal butuh tiga bulan baru terasa dampak penurunan suku bunga positif.

Wawan bilang aksi jual ini tidak otomatis membuat investor ikut jualan. Sebab investor jangka panjang bisa jadikan momentum menambah porsi. Namun bagi yang mau untung tak ada salahnya profit taking.

Namun untuk harga pasti akan kembali naik terutama di kuartal IV-2019 karena sentimen suku bunga price in.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan berita-berita bagus terhadap emiten tersebut menjadi alasan asing untuk mengambil kesempatan take profit terlebih dahulu.

“Sebab secara teknikal sebagian udah overbought di tambah prospeknya ke depan juga masih bagus,” jelasnya.

Sentimen lain yang menguatkan sektor ini adalah turunnya suku bunga sebesar 25 bps yang tentunya bisa membuat ekonomi menjadi lebih ekspansif lagi.

Terkait aksi jual dari asing, Sukarno menjelaskan biasanya jika asing jualan investor domestik yang nampung. Jadi investor tidak perlu panik karena di saat ini jadi kesempatan bagus untuk investor domestik membeli.

Di antara saham-saham yang dijual asing Sukarno menilai yang paling menarik adalah saham di sektor perbankan, properti, dan sektor yang berkaitan dengan properti seperti industri dasar serta konstruksi.

Namun Sukarno lebih memilih saham BMRI dan JPFA. Menurutnya kedua saham itu masih murah dibanding industri yang bersangkutan.

Sukarno merekomendasikan beli JPFA sebab melihat dari sisi teknikalnya sudah kembali ke jalur uptrend lagi. Sukarno merekomendasikan beli saham JPFA di target harga Rp 1.870. Adapun rekomendasi untuk saham BMRI bisa dibeli di Rp 8.175. Keduanya untuk target jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×