Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah window dressing di 2021, pelaku pasar juga mulai harus merelakan kalau January Effect juga tak akan datang. Pasalnya, langkah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menuju 7.000 masih berat.
IHSG terkoreksi 0,02% ke posisi 6.860,85 pada Senin (24/1). Sepanjang tahun berjalan, indeks komposit baru naik 0,15%. Bahkan, kinerja IHSG menjadi yang terburuk di Asia.
Investor asing terpantau mencatatkan beli bersih atau net buy sejumlah Rp 156,66 miliar pada perdagangan hari ini. Namun sepanjang 2023 ini, asing masih net sell sejumlah Rp 4,36 triliun.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina menjelaskan biasanya di January Effect ini saham lapis dua akan berlompatan, tapi saat ini saham lapis pertama pun masih sulit bergerak. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah net sell oleh investor asing. Martha mencermati terjadi perpindahan atau pergeseran instrumen investasi dari asing.
Baca Juga: IHSG Melorot ke 6.860 Selasa (24/1), GOTO, MDKA, UNVR Paling Banyak Net Buy Asing
"Kalau diperhatikan asing melakukan penjualan di saham dan masuk ke obligasi. Jadi memang ada pergeseran instrumen dan aliran dana ke China," ucap Martha, Selasa (24/1).
Menurut dia, reopening yang dilakukan negeri tirai bambu itu membuat asing untuk bertaruh pada ekonomi China yang akan pulih lebih baik. Ditambah secara valuasi China tergolong murah.
"Asing mencari negara yang punya potensi pertumbuhan dan masih murah. Memang untuk potensinya tidak terlalu besar untuk January Effect," tandas dia.
Baca Juga: IHSG Turun 0,20% ke 6.860 Hingga Tutup Pasar Selasa (24/1), Sektor Teknologi Melesat
Toh, dia meramal pergerakan IHSG pun juga tak akan jauh berbeda dari Desember lalu yang bertengger di 6.850,62. Dia memperkirakan IHSG bergerak dalam kisaran 6.739-7.084 dengan target di 6.953.
Namun untuk Januari ini, Martha memilih sektor perbankan dan barang konsumsi sebagai jagoan. Pilihannya jatuh pada saham BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, INDF, MYOR, dan ICBP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News