kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.495   39,00   0,25%
  • IDX 7.740   5,14   0,07%
  • KOMPAS100 1.202   0,02   0,00%
  • LQ45 959   0,20   0,02%
  • ISSI 233   0,05   0,02%
  • IDX30 493   0,53   0,11%
  • IDXHIDIV20 592   0,91   0,15%
  • IDX80 137   0,16   0,11%
  • IDXV30 143   0,28   0,20%
  • IDXQ30 164   0,03   0,02%

ASII Hingga EMTK, Simak Rekomendasi Saham Emiten Holding yang Layak Koleksi


Kamis, 27 April 2023 / 14:13 WIB
ASII Hingga EMTK, Simak Rekomendasi Saham Emiten Holding yang Layak Koleksi
ILUSTRASI. ASII hingga EMTK, Simak Rekomendasi Saham Emiten Holding yang Layak Koleksi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten holding multi sektor industri dan investasi membukukan kinerja bervariasi. Sebagian mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba yang signifikan, sejalan dengan pemulihan ekonomi dan momentum booming batubara.

Tengok saja PT ABM Investama Tbk (ABMM) dengan lonjakan pendapatan 41,17% secara tahunan menjadi US$ 1,44 miliar. Hasil ini membuat laba bersih ABMM melejit 82,36% menjadi US$ 269,9 juta sepanjang tahun 2022.

Bisnis tambang juga memoles kinerja PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT). Konsolidasi PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) mendongkrak top line holding Grup MNC tersebut.

BHIT mengantongi pendapatan Rp 18,08 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 730,28 miliar. Segmen bisnis pertambangan menyumbang sekitar 15% terhadap total pendapatan BHIT tahun lalu.

Baca Juga: Emiten Jasa Tambang Kecipratan Berkah Booming Komoditas, Intip Rekomendasi Sahamnya

Meski begitu, pendapatan dari bisnis pertambangan MNC Grup mampu melejit 154,71% menjadi Rp 2,70 triliun. Lonjakan itu terjadi ketika segmen media sebagai lini bisnis utama MNC Grup mengalami penurunan pendapatan 12%.

Kinerja holding dari Grup Bakrie juga tak kalah mentereng. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mencetak pendapatan Rp 3,62 triliun dan laba bersih sebesar Rp 266,13 miliar. Masing-masing melejit 51,46% dan 318%.

Emiten holding dengan kinerja paling mentereng masih dipegang oleh PT Astra International Tbk (ASII). Pada tahun lalu, ASII meraup pendapatan Rp 301,38 triliun dengan laba bersih Rp 28,94 triliun.

 

ASII mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja pada kuartal pertama 2023. ASII mengantongi pendapatan Rp 82,98 triliun dan laba bersih Rp 8,72 triliun. Tumbuh masing-masing 15,45% dan 27,11% secara tahunan.

Nasib berbeda dialami oleh emiten holding multi sektor industri dan investasi lainnya. Seperti yang menimpa PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang laba bersihnya anjlok 81,4% menjadi tinggal Rp 4,61 triliun dalam tahun buku 2022.

Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Fokus Pengembangan Bisnis Usai Akuisisi Golden Energy (GEMS)

Keuntungan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga tergerus, turun 3,88% menjadi Rp 5,44 triliun. Meskipun pada tahun lalu pendapatan EMTK sebenarnya mengalami lonjakan 20,87% ke level Rp 15,52 triliun.

Tahun 2023 ditaksir masih menyimpan katalis positif bagi sejumlah emiten holding. Optimisme itu juga dirasakan oleh Direktur ABM Investama, Adrian Erlangga. Meski dia mengamini kinerja ABMM akan sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga batubara.

Di tengah harga batubara global yang melandai, ABMM akan meningkatkan pertumbuhan dari sektor kontraktor pertambangan. "Kami masih di batubara. Kami akan cari pelanggan baru. Insyaa Allah kami tetap tumbuh dan lebih baik setiap tahun," kata Adrian kepada Kontan.co.id, Rabu (26/4).

Research Analyst Panin Sekuritas, Aqil Triyadi, menimpali kinerja holding akan bergantung dengan bisnis anak-anak usahanya. Sehingga tak heran tahun lalu emiten holding yang memiliki bisnis terkait komoditas dan batubara punya laba yang lebih tebal, sesuai ekspektasi pasar.

Hanya saja, Aqil punya catatan. Dengan harga komoditas terutama batubara yang sudah melandai, Aqil memprediksi kinerja emiten holding yang tahun lalu bertumpu pada komoditas ini akan mengalami penurunan.

"Maka, ketika memang terjadi rotasi sektor, emiten yang memiliki diversifikasi bisnis yang relatif defensif atau stabil akan cukup bertahan dengan siklus yang ada," kata Aqil.

 

Rekomendasi Saham

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya turut melihat momentum bisnis sektoral akan berpengaruh besar terhadap kinerja emiten. Semakin banyak produk atau jasa dari emiten holding yang diminati masyarakat, maka kinerja keuanganya bisa tumbuh stabil.

Dengan begitu, saham emiten holding tersebut akan diminati investor. Cheril memandang saham ASII dan ABMM masih menarik sebagai pilihan investasi. Dividen jumbo yang dibagikan ASII menjadi nilai tambah, di samping penjualan otomotif yang masih mengalami pertumbuhan.

Sementara itu, strategi efisiensi berhasil memoles kinerja ABMM. "Dampak positifnya ke kenaikan laba serta biaya operasional semakin efisien. Meski harga batubara lebih rendah dari 2022, tapi tetap lebih tinggi daripada rata-rata lima tahun lalu," ungkap Cheril.

Saham ASII dan ABMM layak koleksi dengan target harga masing-masing di Rp 7.250 dan Rp 3.650. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani juga mengamati ASII dan ABMM sebagai emiten holding yang pergerakan sahamnya mencetak return positif pada tahun berjalan ini.

Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Membidik Kenaikan Laba Bersih 25%

Kuatnya kinerja ASII ikut terangkat oleh anak usaha, PT United Tractors Tbk (UNTR), yang sekaligus memberikan sentimen positif terhadap pergerakan sahamnya. Sedangkan ABMM secara year to date harga sahamnya mampu tumbuh tipis, terdorong oleh teknikal rebound dan  valuasi yang masih tergolong murah.

Sebagai pilihan investasi, Arjun lebih merekomendasikan ASII. "ASII sendiri undervalued dan memiliki fundamental yang solid. Jadi kinerja yang positif selama tahun ini wajar dan masuk akal," kata Arjun.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora juga menjagokan saham ASII. Pelaku pasar disarankan hold ASII jika sudah mengoleksi di harga bawah, untuk target penguatan jangka menengah ke level Rp 7.500. Bagi yang belum punya, bisa masuk dengan strategi buy on weakness.

 

Selain itu, Andhika melihat peluang di sektor teknologi yang bisa mengalami rebound. Katalis positifnya akan datang jika suku bunga stabil, bahkan mulai mengalami penurunan pada semester kedua. 

Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Fokus Pengembangan Bisnis Usai Akuisisi Golden Energy (GEMS)

Saham EMTK bisa dipertimbangkan untuk speculative buy dengan support Rp 725 dan target harga Rp 900. Secara teknikal, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova juga merekomendasi saham ASII dan EMTK.

Untuk saham ASII pelaku pasar bisa mencermati support Rp 6.275 dan resistance pada Rp 6.750. Sedangkan saham EMTK bisa untuk spekulasi beli dengan support Rp 700 dan resistance pada Rp 840.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×