kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aset safe haven tetap menarik, tapi minta ke dolar AS masih akan mendominasi


Selasa, 21 September 2021 / 07:05 WIB
Aset safe haven tetap menarik, tapi minta ke dolar AS masih akan mendominasi


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saat ini tengah tertuju pada Federal Open Market Committee (FOMC) yang dihelat pekan ini. Pertemuan ini dinilai akan menjadi penentu Bank Sentral AS untuk memberikan pandangannya dalam kebijakan tapering dan kenaikan suku bunga di AS.

Di tengah kondisi ini, Analis Monex Investindo Futures Andian Widjaya menilai, aset safe haven masih akan tetap menarik, tetapi minat investor masih akan didominasi oleh mata uang dolar AS.

Selain itu, ia juga melihat, safe haven emas masih akan menarik, karena masih dianggap sebagai aset yang lebih aman dibandingkan dengan mata uang. Ia juga mengamati, mata uang Swiss franc akan menjadi menarik, karena dipandang stabil, sehingga mata uang ini dapat bertahan sebagai safe haven.

Akan tetapi, Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi melihat, aset safe haven masih akan berfluktuasi untuk dalam menunggu pertemuan FOMC.

Baca Juga: Pergerakan mata uang dunia menanti hasil FOMC Meeting pekan ini

Dalam penglihatannya, kebanyakan bank sentral negara baian di AS menginginkan mengurangi kenaikan suku bunga dan mengurangi kepemilikan obligasi segera dilakukan.

Menurutnya, hal itu yang akan membuat indeks dolar terus menguat, bahkan akan sampai di angka 94. Di tengah menariknya dolar AS sebagai safe haven, ia mengatakan, bahwa perlu masih perlu berhati-hati karena ada pertemuan dari juga dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE) yang diprediksi akan dovish.

“Tetapi harus berhati-hati, karena ada pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Sentral Inggris (BoE), yang kemungkinan besar akan dovish dan ini akan membawa dolar kembali lagi mengalami penurunan, dan akan berdampak positif terhadap emas sebagai safe haven,” jelas Ibrahim, kepada Kontan.co.id, Senin (20/9).

Pengumuman pasti kapan dilakukan tapering, dinilai Andian dapat mendukung penguatan dolar AS. Namun, seberapa cepat dan besarnya tapering dinilai hanya akan mempengaruhi penguatan terhadap dolar AS.

“Tapering yang agresif akan menyebabkan aset-aset safe haven lain kurang menarik,” kata Andian kepada Kontan, Senin (20/9).

Baca Juga: Safe haven akan saling tarik dari hasil pertemuan The Fed

Akan tetapi, apabila langkah tapering yang dilakukan The Fed masih dianggap dovish, seperti pengurangan aset yang lebih rendah dari perkiraan pasar, ataupun pelaksanaannya dilaksanakan tahun 2022, maka Andian merasa bahwa ini akan membantu menguatnya aset-aset safe haven lain terhadap dolar AS.

Ibrahim juga mengatakan bahwa apabila The Fed masih akan dovish, maka emas akan menarik, dan bahkan harganya akan bisa mendekati US$ 1.900 per ons troi.

Namun, saat ini orang Ibrahim melihat, investor sedang lebih percaya terhadap dolar AS. Hal ini bukan karena tapering, tetapi karena kondisi dari raksasa properti di Shenzhen yang gagal bayar. “ini yang membuat indeks dolar terus mengalami penguatan dari minggu kemarin, hingga saat ini. ini bukan dampak dari tapering,” pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×