kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.064   79,88   1,14%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,41   1,52%
  • ISSI 214   1,45   0,68%
  • IDX30 423   6,94   1,67%
  • IDXHIDIV20 509   7,44   1,48%
  • IDX80 120   1,74   1,47%
  • IDXV30 125   0,49   0,40%
  • IDXQ30 141   1,96   1,41%

Aset PTPP naik 63% pada 2016


Kamis, 23 Februari 2017 / 23:39 WIB
Aset PTPP naik 63% pada 2016


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perusahaan Konstruksi pelat merah PT PP (Persero) Tbk mengalami kenaikan aset signifikan di tahun 2016 yaitu naik 63% menjadi Rp 12,07 triliun. Hal ini dipengaruhi oleh adanya rights issue pada tahun kemarin sebesar Rp 4,41 triliun.

Selain itu juga karena aksi akuisisi yang dilakukan anak usaha di antaranya PT PP Energy anak perusahaan perseroan yang baru didirikan ini melakukan akuisisi dua perusahaan yaitu PT Sepoetih Daya Prima dengan kepemilikan saham 75% dengan total aset senilai Rp 281,71 miliar. Kedua PT Muba Daya Pratama dengan mengakuisisi 99% sahamnya dengan total aset senilai Rp 542,32 miliar.

“Kemudian anak usaha lainnya PP Pracetak melakukan akuisisi PT Griyaton Indonesia dengan kepemilikan saham 96,57% dan total aset senilai Rp 205,1 miliar,” ujar Manajemen PTPP dalam keterangan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/2).

Kemudian PT PP Properti juga melakukan akuisisi dua perusahaan yaitu PT PP Properti Jababeka Resident dengan kepemilikan saham sebanyak 52,60% dengan total aset senilai Rp 415,3 miliar. Kedua yaitu PT Wisma Seratus Sejahtera dengan kepemilikan saham sebanyak 55% dengan total aset senilai Rp 129,4 miliar.

Kenaikan total aset juga dipengaruhi oleh naiknya aset lancar 58% atau Rp 8,91 triliun yaitu ditopang kenaikan kas dan setara kas sebesar 202% atau Rp 6,09 triliun , piutang usaha naik 63% atau Rp 1,85 triliun, uang muka naik 345% menjadi Rp 167,63 miliar dan beban dibayar di muka naik 106% menjadi Rp 274,82 miliar.

Selain itu aset tak lancer juga mengalami kenaikan 85% atau senilai Rp 3,16 triliun. Ini ditunjang kenaikan piutang usaha jangka panjang setelah dikurangi bagian lancar naik senilai Rp 249 miliar, piutang lain-lain naik Rp 273 miliar, tanah akan dikembangkan naik 444% atau senilai Rp 1,1 triliun aset berwujud dan aset lain naik 106%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×