kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aset obligasi jawara, saham menyusul jelang akhir tahun


Rabu, 01 Desember 2021 / 22:40 WIB
Aset obligasi jawara, saham menyusul jelang akhir tahun
ILUSTRASI. Proyeksi bahwa pasar saham akan berbalik menguat jelang akhir tahun terbukti benar.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyeksi bahwa pasar saham akan berbalik menguat jelang akhir tahun terbukti benar. Namun, ketidakpastian pasar kembali muncul setelah varian baru Omicron ditemukan. Pasar obligasi masih menduduki jawara kinerja tertinggi hingga November.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 9,27% secara year to date (ytd) hingga akhir November. Secara dalam dua bulan kuartal keempat, IHSG naik 3,92%. Namun, kinerja obligasi korporasi tetap menjadi yang paling tinggi dengan naik 9,78% ytd. 

Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan, kinerja IHSG mulai naik karena pelaku pasar mulai melirik pasar saham, setelah ada kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang dapat mengoreksi kinerja pasar obligasi. "Ketika memantai pemberitaan tapering investor lari dulu ke saham makanya IHSG membaik," kata Eko, Selasa (30/11). 

Baca Juga: Wall Street melambung pada Rabu (1/12) setelah aksi jual hari sebelumnya

Namun, Eko mengatakan munculnya varian Covid-19 omicron kembali memberi sentimen negatif pada pasar saham. Varian baru tersebut telah membuat kawasan Eropa menerapkan lockdown. "Dampak omicron bisa jadi serius, apalagi varian baru tersebut berpotensi tetap menular ke orang yang sudah divaksin," kata Eko.

Alhasil pelaku pasar saat ini kembali bersikap wait and see di pasar saham. Dampaknya, kinerja pasar obligasi masih jadi yang tertinggi. 

Sementara itu, pejabat Federal Reserve (The Fed) yang selalu memberikan informasi akan mengurangi pembelian obligasi dan kenaikan suku bunga yang lebih cepat membuat pasangan mata uang USD/IDR menguat. Sementara, pasangan mata uang lain terhadap rupiah kompak menurun.  

Baca Juga: Obligasi korporasi masih akan jadi pilihan obligasi yang menarik pada tahun depan

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi memproyeksikan pasangan mata uang USD/IDR masih akan unggul dibanding pasangan mata uang lain terhadap rupiah. Penyebabnya hingga saat ini varian Omicron belum menjangkit AS dan dolar AS masih didukung sentimen kenaikan suku bunga. 

Sedangkan, kinerja aset kripto tetap jadi yang paling tinggi di antara semua instrumen investasi. CEO Triv, Gabriel Rey mengatakan koin binance tumbuh paling tinggi karena menjadi exchanger kripto terbesar dan diuntungkan dengan pengembangan Binance Smart Chain (BSC).

Gabriel memproyeksikan kinerja binance akan tetap unggul di tahun depan. Tercatat dalam sebelas bulan koin binance tumbuh 1.517%. Sedangkan bitcoin tumbuh 111% dan ether tumbuh 506%. 

Sementara itu, aset investasi emas masih terjungkal turun sekitar 5% emas spot dan harga emas Antam masih turun 14% di periode yang sama. 

Baca Juga: IHSG ditutup lesu pada Rabu (1/12) mengekor bursa saham global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×