Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto terpuruk sepanjang November 2022. Harga Bitcoin melemah 16,18% sepanjang November dan ditutup pada US$ 17.104 di akhir bulan. Harga Bitcoin pun turun 63,08% sejak awal tahun.
Sementara harga Ethereum (ETH) turun 17,14% dalam sebulan ke US$ 1.296. Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua ini merosot 96,47% sejak awal tahun.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, ada banyak hal yang menyebabkan pasar kripto anjlok di bulan November. Salah satunya belum reda masalah dari Terra dan Three Arrow Capital. Lalu bursa kripto FTX yang sempat memiliki valuasi senilai US$ 32 miliar harus bangkrut karena krisis likuidasi.
"Kehancuran FTX menyebabkan pasar kripto harus menderita. Satu per satu perusahaan kripto yang memiliki eksposur dengan FTX mengalami masalah menyebabkan pukulan keras ke market dan menyebabkan investor khawatir dan panik," kata Afid kepada Kontan.co.id, Kamis (1/12).
Baca Juga: Robert Kiyosaki Keluar dari Jenis Aset Ini Saat Ancaman Resesi Kian Dekat
Dalam laporan Glassnode pada November 2022, terjadi aksi jual Bitcoin besar-besaran sebesar 521.000 BTC per pekan dan tercatat sebagai yang terbesar keempat dalam sejarah. Kerugian terealisasi (realized loss) Bitcoin mencapai US$ 10,16 miliar per pekan. Angka ini empat kali lipat lebih besar dari realized loss pada Desember 2018 dan dua kali lebih besar dari realized loss pada Maret 2020.
Afid memprediksi, insiden FTX akan menyebabkan koreksi pasar yang lebih lama. Pasar kripto juga akan mengalami tekanan hingga akhir tahun 2023.
Dalam jangka pendek, pasar kripto sedang mencoba pulih. Diperkirakan, pasar akan rebound di akhir tahun dan awal tahun 2023 nanti.
Afid mengatakan, sentimen positif masih dari melunaknya sikap Federal Reserve terhadap kenaikan suku bunga acuan. Kemudian, adopsi aset kripto yang semakin meluas, seperti Brasil yang anggota DPR-nya telah menyetujui RUU yang mengatur penggunaan Bitcoin sebagai pembayaran.
Kemudian, Fidelity Investments, salah satu broker terbesar di dunia, telah secara resmi meluncurkan produk perdagangan kripto bebas komisi untuk investor ritel, dimulai dengan perdagangan tanpa biaya untuk Bitcoin dan Ethereum.
Baca Juga: Efek Domino FTX, Kini Platform Pinjaman Kripto BlockFi Ajukan Kebangkrutan
Sementara, sentimen negatif masih terlihat dari dampak kehancuran FTX yang terus meluas dan bisa saja akan ada perusahaan kripto yang bermasalah karena terdampak kebangkrutan FTX. Makroekonomi yang diprediksi belum stabil hingga tahun 2023 juga membuat pasar kripto tertekan. Investor tampak belum bergairah untuk berinteraksi lebih dalam di pasar kripto.
Afid menyarankan, investor bisa melakukan strategi dollar cost averaging (DCA) yang mirip dengan konsep nabung kripto. Lewat strategi DCA, investor bisa membeli sejumlah aset kripto tanpa melihat kondisi pasar apakah tengah bearish atau bullish.
"Kuncinya adalah konsisten untuk melakukan DCA dan tetap melakukan riset. Namun, sekali lagi perhatikan dulu fundamentalnya apakah kripto yang dibeli akan mengalami kenaikan jangka panjang," ujar Afid.
Kemudian untuk investor atau trader bisa menjalankan teknik scalping, strategi perdagangan jangka pendek yang melibatkan keuntungan kecil dan sering, dengan tujuan menghasilkan pengembalian yang substansial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News