Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset kripto Ethereum (ETH) mencatatkan, kinerja tertinggi secara year to date (YTD) sebesar 59,86% dan paling tinggi secara bulanan (MoM) sebesar 17,98% diantara portofolio investasi lainnya.
Berdasarkan CoinmarketCap, harga Ethereum naik 0,27% ke level US$ 3.799 pada Minggu (2/6) pukul 19.00 WIB.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, harga dan kinerja ETH cukup konsisten selama kuartal pertama 2024.
Baca Juga: Transaksi Kripto Indonesia Capai Rp 211 Triliun Per April, Lampaui Capaian Tahun 2023
Dia menyebut bahwa ETH juga telah mengalami peningkatan signifikan, dengan harganya berada di sekitar US$ 3.991 (Rp64,2 juta) atau sebesar 27% selama sepekan terakhir. Namun potensi untuk konsolidasi juga semakin besar.
Fyqieh menilai, sentimen utama yang membuat kinerja Ethereum tumbuh signifikan sejak awal tahun hingga saat ini, yaitu karena adanya faktor inflasi AS yang mulai menunjukkan potensi penurunan dan optimisme suku bunga The Fed pada Juni mendatang.
Baca Juga: Pasca Halving Bitcoin, Terbit Altseason
Meskipun demikian, dia menuturkan bahwa para investor harus tetap waspada terhadap volatilitas yang masih menjadi karakteristik dari pasar kripto.
Selain itu, Fyqieh mencermati bahwa harga pasar Ethereum pulih dengan pesat.
Menurutnya, jika investor masih optimis berhasil melampaui nilai pasar Ethereum di atas US$ 5.000 pada kuartal II 2024, maka kenaikan dapat berlanjut secara eksponensial pada tahun 2024.
“Dengan potensi persetujuan ETF Spot dan efek dari halving Bitcoin pada altcoin, harga ETH dapat mencapai US$ 10.000 di akhir tahun 2024,” kata Fyqieh kepada Kontan.co.id, dikutip Minggu (2/6).
Baca Juga: Pasar Kripto Masuk Siklus Altseason, Kenaikan Harga Altcoin Ungguli Bitcoin
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Triv, Gabriel Rey, menilai bahwa suku bunga The Fed mungkin sudah bukan fokus utama lagi bagi pasar kripto untuk saat ini.
Hal itu karena pasar sudah memperkirakan jauh-jauh hari akan adanya potensi pemangkasan bunga di pertengahan tahun 2024.
Menurutnya, pasar saat ini lebih memperhatikan sentimen persetujuan ETF Ethereum Spot yang berpotensi menarik lebih banyak dana investasi masuk ke industri aset kripto.
Persetujuan ETF Ethereum ini diharapkan bisa mengikuti jejak positif ETF Bitcoin yang muncul di awal tahun 2024.
“Saya yakin apabila disetujui maka akan ada inflow ke Ethereum dan ke token layer 2, serta bitcoin pasti akan juga terkena cipratannya. Sentimen di kripto sangat bullish, sehingga tidak perlu takut dalam waktu dekat ini,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Rabu (22/5).
Baca Juga: SEC AS Setujui 8 EFT Spot Ethereum, Begini Respons CEO Indodax
Gabriel menilai, ETF Ethereum kemungkinan besar bakal disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut karena melihat regulator memberikan kesempatan revisi bagi pemohon ETF Ethereum Spot yang artinya mencerminkan produk ini tujuan akhirnya untuk disetujui.
Dia menyebutkan bahwa komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS sendiri akan mengambil keputusan terkait persetujuan ETF Ethereum Spot pada Kamis (23/5) atau Jumat (24/5) waktu setempat.
Untuk itu, Gabriel tetap optimistis harga bitcoin mampu mencapai US$ 100 ribu di akhir tahun ini atau mungkin tercapai di tahun 2025. Di luar sentimen ETF dan suku bunga, Bitcoin diperkirakan bakal terus naik karena biaya produksi yang semakin mahal usai dilakukan Halving pada April lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News