Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Eka Sari Lorena Tbk (LRNA) berencana mempercepat laju bisnis transportasi. Pengelola layanan Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Busway Transjakarta dan Freeder Transjakarta ini akan menambah sejumlah armada tahun ini.
Untuk itu, LRNA mencari sumber dana dengan menggelar penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Lewat aksi ini, LRNA melepas 150 juta saham mewakili 42,86% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran Rp 900 per saham.
Sehingga, dari aksi ini LRNA bisa memperoleh dana Rp 135 miliar. Dana hasil IPO ini 81% untuk pengembangan investasi baru armada bus AKAP, Angkutan Kota Terintegrasi Busway (APTB) dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) serta rekondisi bus lama. Rencananya, LRNA membeli bus baru merek Mercedes-Benz type terbaru 85 unit untuk trayek AKAP, 15 unit BKTB, dan 15 unit APTB.
Kemudian 16% dana IPO untuk fasilitas atau infrastruktur Depo dan workshop Busway Transjakarta di Ceger, Jakarta Timur. Terakhir, 3% untuk modal kerja seperti peremajaan armada.
LRNA terus meremajakan bus karena saat ini rata-rata usia bis 12,2 tahun. Sekretaris Korporasi LRNA, Andy Porman Tambunan bilang, LRNA ingin mempertahankan usia kendaraan tak lebih dari 10 tahun. "Semakin muda usia kendaraan, biaya operasional bisa ditekan," papar dia.
LRNA yakin dalam empat tahun pertama, biaya perawatan dan suku cadang relatif lebih rendah. Manajemen juga berharap perfomance kendaraan bisa meningkat dan tepat waktu.
Tahun ini, LRNA juga akan mengembangkan sejumlah trayek. Yakni di Jawa, Sumatera, dan Bali. Khusus Jakarta, LRNA akan membuka kembali jalur bus dari kota penyangga yang sempat digarap.
Armada baru
Selain menggunakan dana hasil IPO, LRNA dalam jangka tiga tahun ke depan akan mendatangkan 500 bus baru. Manajemen LRNA bahkan sudah menandatangani perjanjian pengadaan bus ini dengan pabrikan Mercedes-Benz. LRNA dalam tiga tahun ke depan akan memiliki lebih dari 700 bus.
Per 30 September 2013, Lorena memiliki 223 unit kendaraan. Sebanyak 161 unit bus merupakan angkutan AKAP, 47 unit Busway Transjakarta, dan 15 unit Feeder Busway.
Sementara itu dalam jangka waktu panjang atau sekitar lima tahun ke depan, LRNA akan membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk bus AKAP milik LRNA dan umum.
LRNA juga akan membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Fasilitas ini juga untuk bus Transjakarta milik LRNA juga operator lainnya.
Lorena juga akan membangun rest area bagi penumpang dan pengendara bus AKAP. Selain itu, LRNA akan membuat layanan bus pariwisata dan layanan antar jemput bagi karyawan perusahaan.
LRNA pun mempunyai terobosan cemerlang dengan membangun park and ride. Ini adalah tempat khusus bagi para penumpang Transjakarta dimana mereka bisa memarkir kendaraan pribadi untuk kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan bus Transjakarta milik LRNA.
Tahun ini, LRNA menargetkan pertumbuhan pendapatan 30% menjadi Rp 215,09 miliar. LRNA optimistis kinerja tahun ini lebih baik, jika sterilisasi jalur busway pemerintah DKI Jakarta berhasil.
Namun, kinerja keuangan LRNA tahun lalu ternyata kurang menggembirakan. Andy bilang, LRNA hanya merealisasikan 95% dari target pendapatan. Pendapatan LRNA Rp 165,46 miliar, turun 3,9% year-on-year (yoy).
Ini karena pendapatan bus Transjakarta koridor 5 dan 7 menurun. Dari total pendapatan LRNA, trayek AKAP memenuhi Rp 131,64 miliar. Sedangkan pendapatan armada Transjakarta Rp 33,81 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News