Reporter: Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak ada kata terlambat dalam berinvestasi. Itu pun jadi pegangan bagi Direktur Utama PT Madusari Murni Indah Arief Goenadibrata saat mulai berinvestasi.
Ya, Arief memang baru merealisasikan niatnya untuk menjajal produk investasi saat sudah berkeluarga. Tetapi bukan orang tuanya yang memberinya inspirasi untuk berinvestasi, melainkan sang istri.
Bahkan, sang istri berperan besar dalam pemilihan instrumen investasi yang pertama kali di jajal Arief. "Istri saya yang menyarankan untuk mulai berinvestasi dan masuk ke instrumen deposito serta properti," kata pria yang menjabat sebagai Dirut Madusari sejak Oktober 2017 lalu ini.
Tak pikir panjang, Arief pun langsung berusaha mempelajari instrumen investasi yang menjadi saran sang istri. Ia pun akhirnya sepakat dan mulai menanamkan dananya pada dua instrumen tersebut.
Terlebih, deposito dan properti merupakan produk investasi yang lebih aman ketimbang instrumen agresif seperti saham. Apalagi kedua instrumen ini tak membutuhkan banyak waktu untuk memperhatikan pergerakan investasinya.
Belum lagi, imbal hasil yang diberikan deposito dan properti bisa dikatakan jauh dari kata rugi. "Keduanya memberikan hasil yang pasti. Patokan saya, apabila investasi itu memberikan return minimal 5% dan stabil maka saya ambil," jelas pria kelahiran bulan Mei ini.
Untuk saat ini, Arief lebih banyak menaruh investasi pada deposito. Lantaran produk ini lebih likuid ketimbang properti. Walau di sisi lain, keuntungan yang dihasilkan dari instrumen properti lebih menggiurkan.
Apalagi, imbal hasil dari properti lebih stabil setiap tahun dan pasti bertambah. Berbeda dengan deposito yang sebenarnya sangat bergantung pada suku bunga acuan yang sedang ditetapkan.
Lebih lanjut, pilihan berinvestasi di properti juga dikarenakan sektor ini memberikan imbal hasil yang sangat stabil setiap tahunnya. Karena itu, ia memiliki investasi berupa rumah tapak dan apartemen. Namun ada kekurangan investasi di sektor properti yang sepertinya banyak belum disadari orang yakni tingkat likuiditas.
Tingkat risiko minim
Bagi Arief, memilih produk investasi bisa dikatakan gampang-gampang susah. Selama ini, ia menjadikan tingkat risiko sebagai acuan dalam memilih investasi.
Karena itu, ia memasukkan dirinya pada golongan investor konservatif. "Saya cenderung memilih investasi yang lebih aman. Konservatif, yang penting tidak rugi," ujarnya. Apalagi, ia punya filosofi yakni uang adalah titipan Tuhan, jadi harus bijaksana dalam berinvestasi agar hal tersebut dapat terjaga.
Keyakinan tersebut turut disampaikan Arief kepada keluarganya. Menurut Arief lebih lanjut, dalam berinvestasi tidak harus berambisi untuk mendapatkan untung yang besar dengan mengorbankan risiko yang cukup besar pula. "Menggabungkan investasi yang likuid dengan investasi yang tidak likuid akan mengarahkan investasi kita menjadi lebih bijak," ujarnya.
Nah, atas dasar itu juga mengapa dia membagi dua instrumen investasi.
Pengelolaan risiko menjadi penting sebelum menyimpan dana dalam bentuk investasi. Cerdas memilih investasi akan berujung dari kestabilan investor untuk mendapatkan imbal hasilnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News