Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia telah menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) & Pemilihan Presiden (Pilpres), Rabu (14/2). Sorotan publik utamanya tertuju pada hasil Pilpres, dimana pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang satu putaran versi hitung cepat (quick count) lembaga survei.
Merujuk hasil quick count dari sejumlah lembaga survei, hingga tulisan ini dibuat, Prabowo - Gibran unggul dengan perolehan suara antara 57%-58%. Jauh melampaui Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dengan 25%-26%, serta pasangan Ganjar Pranowo - Mafhud MD yang memperoleh 16%-17% suara.
Founder & CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto memprediksi hasil Pilpres ini bakal menjadi katalis positif bagi pasar saham, yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ada sejumlah faktor yang mendorong ekspektasi tersebut. Pertama, keunggulan Prabowo - Gibran sesuai ekspektasi karena telah terprediksi dari hasil survei sebelum pencoblosan.
Terlebih, hasil quick count menggambarkan perolehan suara Prabowo - Gibran di atas hasil survei yang sebelumnya sulit menyentuh 50%. Kedua, hasil tersebut membuat Pilpres 2024 hampir dipastikan hanya berlangsung satu putaran. Hal ini akan mengurangi risiko ketidakpastian yang dikhawatirkan oleh investor.
"Faktor terpenting adalah Pemilu & Pilpres relatif berjalan aman dan kondusif, terlepas dari ada persoalan yang mengiringinya. Ini memberikan sinyal yang positif bagi pasar modal, artinya semua on track," kata Fendi kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).
Baca Juga: Simak Prospek Kinerja Sektor Retail di Tahun Pemilu
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto punya pandangan serupa. Dia melihat fokus utama pelaku pasar, terutama investor asing lebih kepada Pemilu & Pilpres yang kondusif. "Jadi jika Pemilu damai tentu saja respons akan positif dan IHSG masih bisa menguat tanpa tertekan net sell," ungkap William.
Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya menambahkan, sentimen hasil quick count ini akan cenderung membawa konsolidasi yang positif. Sebelumnya, Cheril melihat pelaku pasar telah mengantisipasi Pilpres berlangsung dua putaran.
Hal ini menjadi salah satu penyebab IHSG ambles hingga 1,20% pada Selasa (13/2), sehari sebelum pencoblosan. Tapi ternyata hasil quick count justru menggambarkan hanya terjadi satu putaran. Hanya saja, Cheril memberikan catatan sekalipun kepastian diperoleh lebih cepat, namun pasar masih akan wait and see mencermati dinamika politik selanjutnya.
IHSG Menuju All Time High Baru?
Dengan skenario Pilpres satu putaran, Cheril memprediksi IHSG melanjutkan pola bullish flag hingga bisa melaju menuju level 7.465 sampai dengan akhir Februari 2024. Jika tercapai, level tersebut merupakan titik tertinggi baru (all time high) usai IHSG menembus 7.403,57 pada bulan lalu.
William turut melihat, secara teknikal IHSG berpotensi menguat dengan estimasi kembali menuju level all time high, atau area 7.403 sebagai resistance berikutnya. Fendi punya optimisme serupa, dengan prediksi IHSG bisa mencapai level 7.400 - 7.550 pada akhir bulan ini.
Sedangkan sampai dengan tutup tahun 2024, Fendi memproyeksikan IHSG bisa menembus level 8.251. Apalagi, faktor pendorong IHSG bukan hanya hasil Pilpres saja. Dalam jangka pendek - menengah, musim rilis laporan keuangan serta antisipasi terhadap pembagian dividen akan menjadi katalis penting penggerak IHSG.
Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni menimpali, ada potensi IHSG mengalami koreksi terlebih dulu. Agung melihat kecenderungan pelaku pasar masih akan berhati-hati mengamati perkembangan politik usai Pilpres.
Baca Juga: Prabowo Unggul di Quick Count, Ini Proyeksi IHSG di Tengah Potensi Pilpres 1 Putaran
Namun, dampak koreksi pada IHSG hanya akan terjadi jangka pendek saja. Setelah itu, akan kembali menguat dalam jangka menengah. Hitungan Agung, IHSG akan bergerak dalam rentang support 7.045 - 7.100 dan resistance pada 7.350 - 7.400.
Rekomendasi Saham Pilihan
Di sisi lain, keunggulan Prabowo- Gibran dalam quick count membawa asumsi bahwa program dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo akan terus berlanjut. Sehingga, sektor yang akan diuntungkan adalah emiten yang terkait dengan proyek pembangunan, terutama Ibu Kota Nusantara (IKN).
Agung pun menjagokan saham di sektor infrastruktur, properti dan perbankan. Saham yang saat ini bisa menjadi pilihan adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Kemudian, untuk program yang diusung oleh Prabowo-Gibran seperti pemberian makan siang dan susu gratis, Agung memandang hal itu belum akan signifikan mengangkat saham emiten terkait. Begitu juga untuk saham-saham konglomerat yang tergabung sebagai tim sukses atau pendukung 02.
Agung menaksir, saham-saham yang ada di kubu 02 memang berpotensi terpapar katalis positif. Tetapi pelaku pasar mesti berhati-hati karena bisa jadi itu hanya terjadi sementara. Saham yang menarik untuk dicermati adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) milik taipan Garibaldi "Boy" Thohir.
Hal senada disampaikan oleh William. Menurut dia, mesti selektif untuk memilah saham berdasarkan sentimen politik. Sebab, bisa jadi itu lebih dominan sebagai spekulasi. Menurut William, sentimen akan lebih tampak ketika memang ada bos emiten yang masuk ke dalam kabinet.
Baca Juga: Usai Pemilu, IHSG Diproyeksi Bakal Melemah pada Perdagangan Kamis (15/2)
Sejauh ini, William menilai saham PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) yang terafilisasi dengan Kaesang Pangarep, menarik dicermati. Soal program makan siang dan susu gratis, William melihat hal ini berpotensi menjadi sentimen positif bagi emiten consumer seperti PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Namun, belum jelas perusahaan barang konsumsi atau produsen susu mana yang akan terlibat dalam program tersebut. Sementara itu, Fendi menyoroti saham-saham dari empat sektor yang berpeluang mendulang katalis positif dari kemenangan Prabowo - Gibran.
Fendi menyodorkan sektor keuangan terutama empat bank besar: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan BBNI. Kemudian sektor infrastruktur pada segmen telekomunikasi dan konstruksi.
Pilihan sahamnya PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Sektor barang baku seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) juga menarik. Lalu yang terkait dengan hilirisasi komoditas tambang seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Selanjutnya, saham properti terutama yang terkait dengan pembangunan IKN seperti Grup Sinarmas. Saham pilihannya PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Cheril turut menjagokan sektor keuangan serta sektor properti dan yang terkait konstruksi. Pilihan Cheril adalah BBCA, BMRI, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), SMGR, BSDE dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News