Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor ritel di awal tahun 2024 tersengat banyak sentimen positif, termasuk dari gelaran pemilihan umum (pemilu).
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Nicko Yosafat mengatakan, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan ada aliran dana sebesar Rp 100 triliun selama tahun 2024 akibat Pemilu, sehingga meningkatkan konsumsi rumah tangga.
Belanja pemerintah juga diperkirakan akan ikut berkontribusi dalam jumlah aliran dana di tahun ini, karena bisa menghabiskan Rp 50 triliun-Rp 60 triliun di masa pemilu.
“Namun, perlambatan konsumsi rumah tangga diperkirakan terjadi pada semester II, karena hilangnya efek pemilu terhadap konsumsi rumah tangga,” ujarnya dalam riset terbaru Ciptadana Sekuritas Asia tertanggal 30 Januari 2024.
Baca Juga: Gudang Garam (GGRM) Ekspansi ke Bisnis Jalan Tol, Begini Pendapat Analis
Menurut Nicko, pada kuartal I 2024, ada hari libur yang dirayakan di tiap bulannya. Dimulai dengan Tahun Baru 2024 pada Januari. Lalu, Isra Miraj, Imlek, dan pemilu di bulan Februari.
Di bulan Maret, ada Nyepi, Jumat Agung, dan Paskah. Ketiga hari raya itu berlangsung bersamaan dengan bulan Ramadan. Dengan banyaknya perayaan di 1Q24, para retailer telah mempersiapkan promosi untuk memikat konsumen.
Dengan pulihnya perekonomian, Nicko melihat pertumbuhan PDB akan lebih tinggi menjadi 5,2% secara tahunan di akhir tahun 2024. Ha ini juga ditambah dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi sebesar 5,3% secara tahunan di akhir tahun 2024.
“Belum lagi Hari Valentine dan beberapa hari libur bersama di bulan-bulan tersebut, kuartal I 2024 ibarat kiblatnya para retailer untuk mendongkrak penjualannya,” ungkapnya.
Baca Juga: Usai Pemilu, IHSG Diproyeksi Bakal Melemah pada Perdagangan Kamis (15/2)
Nicko memperkirakan, RSI akan kembali normal pada Januari 2024 karena dampak perayaan akhir tahun yang mulai berkurang, namun secara umum akan lebih baik pada kuartal I 2024.
Untuk tahun 2024, Nicko memperkirakan inflasi sebesar 3% secara tahunan. Hal ini menguntungkan karena berada dalam kisaran target inflasi BI.
“Sehingga, memberikan lebih banyak ruang bagi rumah tangga untuk belanja lebih banyak, karena harga menjadi lebih terkendali,” paparnya.
Nicko merekomendasikan beli untuk LPPF dengan target harga Rp 2.450 per saham, RALS dengan target harga Rp 570 per saham, ACES dengan target harga Rp 1.110 per saham, dan ERAA dengan target harga Rp 620 per saham.
Baca Juga: Industri Rokok Diramal Masih Menantang, Simak Rekomendasi Saham GGRM, HMSP, dan WIIM
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat, emiten ritel masih terus melakukan ekspansi bisnis hingga awal tahun 2024 ini.
“Tetapi, kinerja emiten ritel juga tercatat masih bervariasi, meskipun masih sustainable,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).
Secara historis, kinerja emiten ritel memang selalu naik di tahun-tahun pemilu. Hal itu karena tingkat konsumsi yang memang selalu tercatat naik.
”Tetapi, tetap ada perbedaan dari masing-masing kinerja emitennya, bergantung dari bagaimana kondisi bisnis mereka di tahun tersebut,” ungkap dia.
Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Perdagangan Kamis (15/2)
Nafan melihat, kondisi perekonomian makro Indonesia di tahun 2024 juga masih relatif stabil, sehingga kinerja emiten ritel di tahun ini masih bisa bertumbuh lebih pesat.
Pemilu 2024 yang saat ini berlangsung damai juga ikut memberikan sentimen positif bagi kinerja emiten ritel. Selain itu, ada diskon di hari H pemilu yang menaikkan tingkat konsumsi masyarakat.
“Terlepas dari satu atau dua putaran, pemilu yang damai akan meningkatkan kinerja ritel di tahun ini,” imbuh dia.
Nafan merekomendasikan accumulate untuk RALS dan AMRT dengan target harga masing-masing Rp 510 per saham dan Rp 2.720 per saham. Saham MIDI direkomendasikan add dengan target harga Rp 448 per saham.
Rekomendasi hold diberikan untuk saham MAPI dengan target harga Rp 2.070 per saham, LPPF dengan target harga Rp 1.880 per saham, ACES dengan target harga Rp 830 per saham, dan HERO dengan target harga Rp 860 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News