kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arah IHSG menanti The Fed rate, berikut kata dua analis ini


Rabu, 30 Oktober 2019 / 19:43 WIB
Arah IHSG menanti The Fed rate, berikut kata dua analis ini
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (28/10/2019). Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan dibuka menguat 4,45 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.256,79. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/ama


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 14,60 poin atau 0,23% ke 6.295,74 di akhir perdagangan Rabu (30/10). Pasar saat ini tengah menanti kepastian penurunan suku bunga The Fed.

Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens menyebut, kemungkinan penurunan kembali suku bunga The Fed sudah di atas 80%.

“Kalau proyeksi si harusnya di pangkas lagi ya. Karena kalau kita lihat, konsesnus dan survey survey kemungkinan untuk pemangkasan suku bunga nya itu udah cukup tinggi. 85-95% Itu ada potensial pemangkasan suku bunga,” ujar Nico.

Baca Juga: IHSG menguat 0,23% ke 6.295 di akhir perdagangan Rabu (30/10)

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menambahkan kemungkinan The Fed akan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 basis point (bps). Pasar sendiri menurut Cathy, sapaan akrab Catherina sudah bersiap dengan sentimen ini.  

Meski demikian, Cathy melihat turun ataupun tidak terdapat kecenderungan indeks akan kembali koreksi.

“Kami melihat bahwa sudah ada antisipasi dari pasar dengan penurunan BI-7DRR yang menjadi 5,00% yang dilakukan sebelum Fed menurunkan suku bunganya. Secara general, turun atau tidak turun targetnya pergerakan IHSG masih cenderung terkoreksi dengan target koreksi di 6.100 – 6.150,” ujar Chathy.

Cathy menambahkan, sentimen penurunan suku bunga The Fed ini kemungkinan akan jadi sentimen positif yang mendorong kerja IHSG. Hal ini didukung oleh sudah adanya optimisme pasar akan penurunan suku bunga.

Baca Juga: IHSG menguat mendekati 6.300 pada akhir perdagangan sesi I

Begitu pula Nico yang menjelaskan penurunan suku bunga dapat menjadi katalis positif dari sisi fundamental emiten sembari terus harus diperhatikan terkait penurunan kredit rate yang harusnya berjalan seiringan dengan penurunan suku bunga acuan.

“Point penting adalah transparansi dari credit rate. Kalau suku bunga base market dipangkas, suku bunga kredit itu bagaimana. Karena kalau kita lihat suku bunga kredit di market itu belum terlalu turun significant karena mereka harus menunggu dari sisi depositonya bagaimana. Terpenting adalah untuk nge-drive pertumbuhan credit adalah transparansi dari turunnya suku bunga kredit juga. Kalau kita lihat si harusnya positif,” ujarnya.

Namun kendati menjadi katalis yang positif, Nico menilai pergerakan IHSG yang drastis akibat penurunan suku bunga sudah tergambar saat pemangkasan suku bunga Fed sebelumnya sehingga meskipun The Fed kembali menurunkan suku bunga tidak akan mendorong Indeks significant.

Baca Juga: IHSG naik, ini rekomendasi saham Profindo Sekuritas untuk perdagangan Rabu (30/10)

Selain berdampak pada penurunan suku bunga kredit, penurunan suku bunga juga akan berdampak pada sektoral-sektoral tertentu. Dari segi sektoral yang turut terdampak dari sentimen penurunan suku bunga ialah sektor Otomotif.

Sementara menurut Cathy, sektor perbankan dan properti juga masih akan jadi sektor yang terdampak penurunan suku bunga kredit.

“Hal ini tentu berpengaruh kepada sektor seperti perbankan dan properti, di mana dalam sektor perbankan, akan mengalami peningkatan jumlah kredit akibat suku bunga yang menurun di mana sebelumnya JAKFIN Index sempat mengalami kenaikan pada saat suku bunga diturunkan (24/10), sama halnya dengan peningkatan pembelian rumah dengan kredit dalam sektor properti, di mana jika dilihat dalam JAKPROP Index yang telah mengalami kenaikan sebesar 1,94% dalam seminggu terakhir,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×