Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diprediksi akan mengalami koreksi awal pekan ini, sebelum bergerak dengan kecenderungan menurun.
Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, penurunan awal pekan ini mengingat harga emas telah mencapai level tertinggi. Potensi penurunan selanjutnya bergantung pada pengumuman pidato dari Federal Reserve mengenai FOMC (Federal Open Market Committee).
Fischer memperkirakan hasil FOMC kali ini akan memberikan dampak signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke depan. "Kekhawatiran terhadap inflasi dan kebijakan yang akan diambil oleh The Fed dapat mempengaruhi nilai dolar AS, yang pada gilirannya akan memengaruhi harga emas," tulisnya dalam riset harian, Senin (18/3).
Di sisi lain, indeks dolar menunjukkan kestabilan dengan kenaikan sebesar 0,1% di perdagangan Asia, bertahan di atas level 103. Ini terjadi setelah data indeks harga produsen yang dirilis menunjukkan angka yang lebih kuat dari perkiraan untuk bulan Februari.
Baca Juga: Harga Emas Spot Tergelincir ke US$2.147,79 pada Senin (18/3)
Data tersebut muncul setelah angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada data indeks harga konsumen, yang juga menunjukkan inflasi bergerak lebih jauh dari target tahunan Federal Reserve sebesar 2%.
Meskipun terjadi kenaikan yang relatif stabil pada indeks dolar, Fischer melihat tren harga emas menunjukkan potensi pembalikan dan menciptakan tren penurunan kedepannya. Analisis tren dan analisis candlestick mendukung prediksi tersebut.
Berdasarkan Trading Economics, harga emas berada di US$ 2.147 per ons troy pada Senin (18/3) pukul 13.24 WIB. Harga itu melemah 0,35% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara dalam sepekan harganya telah terkoreksi 1,59%.
Oleh sebab itu, Fischer menyarankan para investor di pasar emas dapat mempertimbangkan tren koreksi yang mungkin terjadi pada awal minggu ini, tetapi juga harus memperhatikan potensi penurunan yang lebih besar di masa mendatang.
"Utamanya dengan adanya pengumuman penting dari the Fed yang dapat mempengaruhi arah dolar AS," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News