Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) akan mengakuisisi dua lahan atau tiga lahan baru dalam waktu dekat. Lahan tersebut berada di Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Indra Wijaya, Wakil Direktur Utama APLN mengatakan, lahan yang akan APLN akuisisi seluas 10 hektare (ha). Dia menambahkan, lahan tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun proyek apartemen alias high residential segmen menengah ke atas. "Nilai akuisisi diperkirakan mencapai Rp 1 triliun," ujar dia, Selasa (15/4).
Namun, sampai saat ini APLN masih belum merampungkan negosiasi dengan pemilik lahan. "Kami masih menunggu deal proyek itu. Jika berhasil, kami akan menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap kedua," kata dia.
Obligasi ini adalah kelanjutan dari obligasi dalam rangka penawaran umum berkelanjutan (PUB) di tahun lalu. Kala itu, APLN menerbitkan obligasi senilai Rp 1,2 triliun dari total rencana penerbitan PUB sebanyak Rp 2,5 triliun. Ini artinya, APLN masih bisa menerbitkan Rp 1,3 triliun obligasi lagi.
Selain akan mengakuisisi lahan baru, APLN juga telah mengakusisi sebagian saham pusat perdagangan di Kramat Raya, Jakarta Pusat, yakni Plaza Kenari Mas. APLN mengambil alih porsi 50,01% saham PT Caturmas Karsaudara senilai Rp 18 miliar.
APLN juga menyuntikkan pinjaman untuk modal Rp 82 miliar. Dana tersebut, menurut Indra, akan digunakan untuk renovasi pusat perbelanjaan itu.
Beberapa langkah ekspansi tersebut untuk menggenjot pendapatan di tahun ini. Nyatanya, langkah tersebut telah terasa pada hasil pra penjualan alias marketing sales APLN di kuartal I tahun ini.
Jika emiten properti lain hasil marketing sales-nya menurun, APLN justru meningkat. APLN membukukan marketing sales Rp 1,83 triliun di kuartal I 2014, atau tumbuh 6,4% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Menurut Wibisono, Investor Relations APLN, nilai marketing sales ini telah mencapai 28,1% dari target marketing sales tahun ini sebesar Rp 6,5 triliun. Dia menyatakan, penjualan pemasaran terbesar berasal dari Harco Glodok yang berkontribusi 32% terhadap total marketing sales. "Adapun, Orchard Park Batam menyumbang 27,2% dan Podomoro City Deli Medan 12,7%," papar Wibisono.
Kontribusi marketing sales APLN juga dari Podomoro City Extension 8%, Borneo Bay Residences 5,4%, Vimala Hills 5%, Metro Park Residences 4,4%. Sisanya dari Grand Taruma.
Tingkat utang tinggi
Reza Nugraha, analis MNC Securities menilai, niat Agung Podomoro merilis obligasi tahap II di tahun ini dapat memberatkan kinerja keuangan perusahaan. Bahkan, menurut dia, aksi tersebut dapat menggerus laba bersih APLN di tahun ini.
Meski sejatinya, menurut Reza, rencana APLN mengakusisi lahan untuk proyek apartemen di Jakarta sangat menarik. Sebab, minat konsumen masih cukup tinggi.
Namun sayangnya, rasio utang terhadap ekuitas alias debt to equity ratio (DER) APLN saat ini telah terlampau besar. Umumnya, DER industri properti rata-rata berada di bawah 1 kali atau sekitar 0,5 kali-0,7 kali.
Sementara, DER APLN telah mencapai 2,2 kali. "DER ini dapat memberatkan beban utang bunga perusahaan, sehingga wacana utang baru ini dapat berdampak pada hasil laba bersih APLN yang tak optimal," analisa Reza.
Tahun lalu, pendapatan APLN mencapai Rp 4,9 triliun dengan laba bersih Rp 851,43 miliar. Dia memperkirakan, tahun ini, pendapatan APLN dapat tumbuh 25% dan laba bersih akan naik 20%.
Reza merekomendasikan buy saham APLN dengan target harga Rp 320. Kemarin, harga APLN naik 2,23% ke Rp 275.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News