Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Harga emas beberapa waktu terakhir terlihat tertekan. Namun, sejak akhir Juni, pergerakan harga si kuning mentereng ini terlihat stabil dengan kecenderungan meningkat. Kondisi ini memicu ekspektasi bahwa kondisi terburuk bagi emas kemungkinan sudah lewat.
"Emas sudah mendapatkan kembali cinta yang hilang. Hal ini dapat dilihat dari semakin tingginya arus dana yang masuk ke investasi emas oleh trader sehingga mengerek harganya," jelas Kelly Teoh, market strategist dari perusahaan trading IG.
Catatan saja, harga emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.313 per troy ounce pada Kamis (1/8) sore di London. Level tersebut 11% lebih tinggi dari posisi terendahnya pada Juni. Kendati demikian, harga emas masih menurun 20% dari posisinya di akhir tahun lalu.
"Meskipun performa emas year to date masih menurun, namun buyer sudah kembali masuk ke pasar emas di mana data menunjukkan hedge fund mulai meningkatkan transaksinya seiring peningkatan harga emas," tambah Teoh.
Dia menambahkan, dalam 20 tahun terakhir, penurunan rata-rata harga emas selalu di bawah 10%. Namun, pada periode Oktober tahun lalu hingga Juni 2013, penurunan harga emas sudah mencapai 35%. Hal ini cukup mengejutkan investor. Berdasarkan pertimbangan ini pula, Teoh memprediksi aksi jual besar-besaran terhadap emas sudah selesai.
Pemulihan harga emas disokong oleh meredanya kecemasan mengenai pemangkasan nilai stimulus AS yang belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Hal senada diungkapkan oleh Jonathan Barratt, founder Barratt Bulletin di Sydney. "Saya rasa kita sudah melihat yang terburuk dari aksi jual emas. Pada saat the Fed mempertahankan kebijakan stimulus, dollar akan melemah dan hal itu berdampak baik bagi harga emas," paparnya.
Teoh memprediksi, dalam jangka pendek, harga emas masih akan bertahan di atas level US$ 1.327 per troy ounce, dengan target harga US$ 1.370.
Barratt juga setuju. Dia menambahkan harga emas akan bergerak ke level US$ 1.375, baru kemudian ke level US$ 1.400 dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News