Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memastikan, belum akan menjalani kerjasama dengan PT International Nickel Tbk (INCO). Hal ini terjadi, karena belum adanya kesepakatan diantara keduanya.
"Belum akan terjadi itu, pembicaraannya belum lagi," kata Direktur Utama ANTM Alwin Syah Loebis di Jakarta, Jumat (19/8).
Sekretaris Perusahaan ANTM Bimo Budi Satriyo menambahkan, selain belum adanya kecocokan harga antara ANTM dengan INCO, "Selain itu masih ada beberapa masalah yang lain," kata Bimo.
Beberapa bulan belakangan, sebenarnya ANTM telah membuka pembicaraan dengan INCO, setelah INCO menawarkan kerja sama untuk memasok 1 juta ton nikel ke ANTM. Dalam pembicaraan tersebut, juga disinggung mengenai kontrak yang akan dijalankan ini, apakah merupakan penerusan dari kontrak sebelumnya, atau membuat kontrak baru. Namun pembicaraan tersebut terhenti, akibat tidak adanya kecocokan harga.
Sebagai catatan saja, ANTM sebelumnya telah bekerjasama dengan INCO sejak 2003, namun kontrak selama 20 tahun tersebut terputus di 2008 lalu. Jadi kerja sama keduanya masih ada sekitar 13 tahun lagi.
INCO sendiri memasok nikel dari tambang perseroan di Pomalaa Timur, Sulawesi Tenggara ke pabrik Feronikel milik ANTM. Dengan putusnya kontrak kerjasama tersebut, ANTM kemudian memasok bijih nikel dari konsesi milik sendiri yang berlokasi di Halmahera, Maluku Utara.
Pemutusan kontrak itu diminta oleh pemerintah sebagai pemegang saham ANTM karena INCO dulu tidak tuntas melaksanakan janjinya membangun pabrik pengolahan bijih nikel di Pomalaa Timur sesuai dengan Kontrak Karya 2003.
Putusnya kontrak diantara kedua perusahaan tambang itu malah menyulitkan kedua belah pihak. Di satu sisi INCO kehilangan pendapatan dari penjualan 1 juta ton nikel ke ANTM, di sisi lain ANTM juga harus mengeluarkan ongkos lebih untuk mengangkut nikel dari Halmahera.
"Walau menguntungkan tapi tampaknya tidak akan terjadi di tahun ini, karena masih banyak masalah," lanjut Bimo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News