kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

ANTM baru gunakan Rp 1 triliun dana obligasi


Kamis, 26 April 2012 / 11:52 WIB
ANTM baru gunakan Rp 1 triliun dana obligasi
ILUSTRASI. Bappenas desak Kemenkeu terapkan pajak Karbon dan pangkas subsidi BBM


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sudah menggunakan dana hasil penerbitan obligasi sebesar Rp 1 triliun hingga kuartal pertama 2012 ini. "Sampai saat ini baru terserap sepertiganya," kata Direktur Keuangan ANTM Djaya Tambunan saat dijumpai di Jakarta, Kamis (26/4).

Dia memperkirakan, dana obligasi tersebut akan semakin banyak terserap pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. "Tapi smeua tergantung kebutuhan," ungkapnya.

Sebagai catatan saja, tahun lalu, ANTM menerbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 4 triliun. Untuk tahap pertama yang diterbitkan pada akhir Desember lalu, dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 3 triliun.

Dana hasil obligasi itu digunakan untuk beberapa pos. Dana sebanyak Rp 674 miliar atau 22,46% digunakan untuk investasi rutin pada unit-unit bisnis ANTM. Hal itu dimaksudkan guna menunjang kinerja operasional dan memelihara stabilitas produksi dalam bentuk pembangunan prasarana dan bangunan, serta pembelian mesin dan alat produksi.

Sementara, alokasi untuk unit bisnis pertambangan nikel Sulawesi Tenggara sekitar 5,40%, unit bisnis pertambangan nikel Maluku Utara sekitar 8,73%, dan unit bisnis pertambangan emas sekitar 8,33%. Sisanya, sebesar Rp 2,326 triliun atau 77,54% akan dipakai untuk pengembangan usaha. Di antaranya, belanja modal untuk renovasi, perbaikan, dan modernisasi pabrik feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Sulteng).

Untuk pabrik FeNi II tersebut, saat ini sudah kembali beroperasi setelah melakukan pergantian furnace roof dengan desain yang lebih baik, serta optimasi dinding tanur dengan memperkuat instalasi pendingin copper cooler yang bisa meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Kegiatan optimasi tersebut menelan biaya lebih kecil dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 187 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×