Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Hari ini, mata uang rupiah mengalami penurunan tertajam dalam tiga pekan terakhir. Hingga pukul 10.23 WIB, rupiah di pasar spot melemah 0,35% dari Rp 9.031 per dollar AS ke posisi Rp 9.063 per dollar AS.
Bahkan, pada perdagangan pukul 08.13 WIB, pairing rupiah terhadap dollar AS sempat menyentuh level Rp 9.068 per dollar AS.
Pelemahan mata uang Garuda ini dipicu estimasi para ekonom yang memperkirakan bank sentral tidak akan merevisi tingkat biaya pinjaman pada pekan ini. Mayoritas analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan acuan di 6,5%. Hanya, sebagian kecil yang meramalkan kenaikan 0,25%.
Sementara, harga di tingkat konsumen per Januari diperkirakan akan berada di 6,85%, setelah bulan lalu naik ke 6,96%. Data inflasi ini bakal dirilis besok.
Selain itu, pelemahan rupiah juga terseret krisis politik di Mesir yang menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak.
Visnu Varathan, ekonom dari Capital Economics (Asia) Pte, di Singapura menyebut, sulit menghindari apa yang berlangsung di Mesir. "Saya tidak melihat investor mau mengambil risiko dalam situasi ini. Apalagi, ada juga kekhawatiran dari pengumuman kebijakan suku bunga di minggu ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News