Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesepakatan jual beli bersyarat PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan Pinehill Corpora Limited dan Steele Lake senilai US$ 2,99 miliar atau setara Rp 41,56 triliun dengan asumsi kurs Rp 13.901 per dolar AS tak berjalan mulus.
Lantaran, tiga investor di First Pacific yang terdaftar di Hong Kong mengatakan kepada Reuters mereka mengkritisi harga untuk kesepakatan yang dipandang kemahalan.
Asal tahu, Anthoni Salim orang terkaya keenam di Indonesia menurut Forbes, memiliki 51% saham Pinehill dan juga memegang 44,3% saham First Pacific, menurut arsip perusahaan. Laporan tahunan ICBP 2019 mengatakan Salim mengendalikan First Pacific.
Di bawah aturan otoritas Hong Kong, Anthoni Salim dan rekannya tidak dihitung sebagai independen dan tidak dapat memilih pada hari Jumat. Pengesahan kesepakatan akusisi Pinehill membutuhkan suara terbanyak untuk lulus.
Baca Juga: OJK minta syarat baru atas akuisisi Pinehill, Indofood CPB (ICBP) tunda RUPSLB
"Saya pikir ini akan menjadi tantangan untuk mendapatkan persetujuan ini," kata Gerardo Zamorano, seorang direktur di Brandes Investment Group, yang memiliki 8% dari First Pacific.
"Dari perspektif strategis, kami percaya Pinehill adalah aset yang menarik ... Tetapi Anda memiliki pertanyaan tentang penilaian, dan kemudian Anda memiliki pertanyaan tentang proses dan tata kelola, yang pada tingkat Indonesia kami pikir ada ruang untuk perbaikan."
Zamorano menolak untuk mengatakan bagaimana Brandes akan memilih, mengutip aturan kepatuhan.
Pemegang saham First Pacific yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) mengatakan menaksir kesepakatan membeli Pinehill hingga US$ 1 miliar. Membandingkan penilaian dengan perusahaan Asia Tenggara yang lebih bernilai serta dari Timur Tengah dan Afrika, tempat Pinehill beroperasi.
Pemegang saham menolak untuk diidentifikasi karena sensitivitas situasi.
Penasihat proksi yang berpengaruh, ISS, mengatakan ada "beberapa kelebihan" dalam kesepakatan itu, tetapi menyarankan para pemegang saham First Pacific untuk memilihnya, dengan mengatakan aturan pemilihan Indonesia yang lebih lemah akan "memperkuat minat pihak-pihak terkait atas transaksi tersebut."
Mereka yang mendukung kesepakatan mengatakan langkah mencaplok Pinehill dapat membantu meningkatkan kinerja keuangan ICBP.
Peraturan Indonesia tidak secara otomatis menghalangi pihak terkait untuk memilih. ICBP adalah 80% dimiliki oleh Indofood, yang dikendalikan oleh First Pacific.
Baca Juga: Akuisisi Pinehill oleh Indofood CBP (ICBP) Terbilang Kemahalan
Pemungutan suara pemegang saham ICBP, yang dijadwalkan pada hari Rabu (15/7) kemarin ditunda. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan perlu memberikan informasi tambahan kepada pemegang saham, menurut pengumuman di surat kabar lokal.
Reuters menyebut intervensi seperti itu dari regulator tidak biasa.
"Pertanyaannya adalah apakah akan ada perbedaan harga jika ICBP harus meyakinkan minoritas mereka," kata Zamorano.
Penilaian independen yang dikutip oleh ICBP kepada para pemegang sahamnya sejalan dan lebih tinggi dari label harga akhirnya.
Chris Leahy, pendiri perusahaan penasihat perusahaan Blackpeak, mengatakan penilaiannya tampak tinggi tetapi tidak mengejutkan.
"Ini adalah contoh yang sangat baik tentang betapa lemahnya aturan transaksi pihak terkait di Indonesia," katanya.
Seorang juru bicara First Pacific mengarahkan Reuters ke surat yang merekomendasikan transaksi oleh penasihat keuangan independen kepada pemegang saham independen. Sayangnya, ICBP tidak menanggapi permintaan tanggapan.
Seorang juru bicara untuk Axton Salim, putra Anthoni dan direktur ICBP dan juga First Pacific, menolak berkomentar. Anthoni Salim tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News